Selasa 30 Aug 2022 08:40 WIB

Gulkarmat DKI Sebut Sekitar 80 Persen Hidran di Jakarta Berfungsi

Dari 1.800 unit hidran di Jakarta, ada yang performa tekanan airnya tidak maksimal.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Warga Kelurahan Galur, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, memanfaatkan hidran untuk latihan menyemprotkan air kala kebakaran (ilustrasi).
Foto: Dok Pemkot Jakpus
Warga Kelurahan Galur, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, memanfaatkan hidran untuk latihan menyemprotkan air kala kebakaran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta menyatakan, sekitar 70-80 persenhidran di Ibu Kota berfungsi baik. Hanya saja, ada hidran yang terkendala tekanan air sehingga tak berfungsi maksimal.

"Hidran di Jakarta itu ada sekitar 1.800 unit dan yang berfungsi baik sekitar 70-80 persen," kata Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Satriadi Gunawan saat dihubungi di Jakarta, Senin (29/8/2022).

Adapun maksud berfungsi baik, kata Satriadi, bukan berarti hidran itu tidak ada airnya. Namun memiliki tekanan yang kurang sehingga performanya tidak maksimal. Menurut dia, semua hidran sebenarnya berfungsi baik, namun tekanan airnya yang berbeda-beda.

"Ibaratnya kalau dilihat di film kartun hidran bisa ngangkat mobil ya, tapi kalau di sini kita harus nyedot gitu lo, bukannya mengandalkan tekanan," katanya. Satriadi menerangkan, selama ini air hidran juga disuplai dari air perpipaan yang dikelola oleh Aetra dan Palyja.

Sayangnya, masih banyak daerah yang belum teraliri air perpipaan. Terlebih, saluran air untuk hidran perkotaan dan konsumsi perumahan bersatu yang menyebabkan tekanan air menjadi kecil. "Kadang kita kesulitan di situ. Contoh di daerah yang masih jual air pakai dirigen-dirigen itu," kata Satriadi.

Artinya suplai air tidak sampai ke kawasan pesisir utara Jakarta. Hal itu lantaran banyak kawasan dekat pantai yang warganya harus membeli air bersih lewat jeriken. "Padahal padat huniannya di daerah situ kan?" ucap Satriadi.

Dia juga menyinggung kebakaran di kawasan Simprug Golf, Kelurahan Grogol Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Ahad (21/8/2022), yang menghanguskan ratusan rumah dan membuat sekitar 133 keluarga harus mengungsi dan satu orang meninggal dunia. Menurut Satriadi, hal itu juga terjadi akibat masalah tekanan air.

"Hidran ada sebenarnya, hanya suplai air untuk mendapatkan tekanan itu ada atau tidak kan begitu," katanya. Satriadi menyebutkan, untuk suplai air bersih saja di Jakarta belum bisa maksimal. Bahkan, ada beberapa kawasan yang justru padat hunian belum teraliri air perpipaan. Akhirnya, petugas mengandalkan sumber air alam, seperti got, kali, atau saluran.

Dia mengatakan, upaya yang dilakukan Dinas Gulkarmat DKI saat ini adalah membangun hidran mandiri. Pembangunan itu dilakukan di lokasi yang di bawahnya ada tandon air di kawasan yang jauh dari sumber air dan padat hunian. "Ada beberapa titik itu kita lakukan terus-menerus," kata Satriadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement