Rabu 04 Oct 2023 18:09 WIB

BPBD Manfaatkan Teknologi Terkini Antisipasi Bencana di Jakarta

Beberapa teknologi disiapkan untuk mengantisipasi bencana di Jakarta.

Pengunjung beraktivitas di Perpustakaan Nasional dengan latar belakang polusi di langit Jakarta. BPBD menerapkan beragam teknologi untuk mengantisipasi bencana di Jakarta.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung beraktivitas di Perpustakaan Nasional dengan latar belakang polusi di langit Jakarta. BPBD menerapkan beragam teknologi untuk mengantisipasi bencana di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta sudah menerapkan beragam teknologi terkini untuk mengantisipasi dan penanganan bencana di Ibu Kota​​​​​​.

“Staf BPBD mengembangkan aplikasi SIMBA, Sistem Informasi Kebencanaan, yang sudah digunakan semua TRC (Tim Reaksi Cepat) kami,” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji dalam siniar "Rabu Belajar Pemprov DKI Jakarta" di Jakarta, Rabu (3/10/2023).

Baca Juga

Dalam siniar yang membahas strategi Jakarta dalam memperingati Bulan Pengurangan Risiko Bencana itu, ia menjelaskan bahwa melalui aplikasi internal tersebut, staf BPBD DKI Jakarta dapat langsung melaporkan kondisi di wilayah tugas berikut laporan visualnya. Isnawa mengatakan, pihaknya juga bisa langsung mengawasi pergerakan personel yang terekam pada aplikasi tersebut melalui Pusat Komando BPBD yang menjalankan pemantauan selama 24 jam tanpa henti.

Selain melalui aplikasi SIMBA yang dikembangkan secara mandiri, BPBD DKI Jakarta juga terhubung langsung dengan sistem "Jakarta Smart City" dan aplikasi inaRISK yang dikembangkan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB). BPBD DKI Jakarta dengan dukungan dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta juga bekerjasama untuk menjalankan sistem pemantauan air di 13 sungai di DKI Jakarta. Kerja sama itu membantu pihaknya mempersiapkan rencana mitigasi banjir.

“Sehingga kami bisa punya rencana mitigasi, kalau Sungai Ciliwung sudah Siaga 1 di hulu, maka dalam 7-8 jam bisa diprediksi (airnya) sampai di Rawajati, Kebon Baru, Jatinegara. Begitu pula dengan RT-RW atau kelurahan mana yang berpotensi banjir," katanya.

​​​​Pi​​​​​​​haknya berniat melakukan pembaruan pada sistem peringatan dini kebencanaan yang ada di beberapa sungai di Jakarta yang masih menggunakan sistem konvensional. “Sekarang sudah model digitalisasi dengan sensor, tapi ada sistem kami yang masih konvensional, hanya lewat BPBD atau pengeras suara kepada warga di bantaran sungai. Kami akan perbarui teknologi ini,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement