Selasa 03 Oct 2023 21:38 WIB

Pengamat: Cawapres Ganjar Harus Punya Daya Ungkit Elektoral

Pengamat menilai Ganjar lemah dalam ceruk pemilih Islam.

Bakal Calon presiden (Bacapres) dari partai PDIP, Ganjar Pranowo memberikan kuliah umum ke ribuan mahasiswa baru Universitas Pasundan (Unpas) di Auditorium Sasana Budaya Ghanesa (Sabuga), Kota Bandung, Selasa (3/10/2023).
Foto: Republika/ Arie Lukihardianti
Bakal Calon presiden (Bacapres) dari partai PDIP, Ganjar Pranowo memberikan kuliah umum ke ribuan mahasiswa baru Universitas Pasundan (Unpas) di Auditorium Sasana Budaya Ghanesa (Sabuga), Kota Bandung, Selasa (3/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Analis Ipsos Public Affairs Arif Nurul Iman menilai figur bakal calon wakil presiden (bacawapres) yang dibutuhkan Ganjar Pranowo harus memiliki daya ungkit elektoral.

"Sosok bacawapres yang bisa menambah ceruk dan memperbesar perolehan suara. Lebih diutamakan yang bisa klaim representasi hijau atau Islam karena Ganjar lemah di ceruk ini," ujar Arif di Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Baca Juga

Kedua, bakal cawapres memiliki chemistry dengan Ganjar karena akan jadi mitra kerja jika terpilih. Tanpa chemistry, menurut dia, pemerintahan ke depan akan banyak terjadi turbulensi. "Sosoknya harus memiliki basis suara dan integritas," ujarnya.

Menurut Arif, basis massa dibutuhkan karena butuh dukungan untuk raih kemenangan. Sementara itu, integritas dibutuhkan karena jika terpilih jadi wapres harus punya integritas.

Hal senada disampaikan peneliti SMRC Saidiman Ahmad. Dia mengemukakan bahwa bakal cawapres Ganjar harus memiliki basis massa dan berintegritas.

"Karena untuk pertimbangan tentang kualitas personal masing-masing tokoh mungkin penting. Ada dua kualitas personal yang publik anggap penting untuk dimiliki seorang pemimpin nasional. Pertama adalah kedekatan dengan publik dan memiliki integritas," ujarnya.

Ia menguraikan bahwa kedekatan dengan publik terkait dengan sikap dan rekam jejak yang terlihat membaur dengan masyarakat, atau bisa juga karena berasal dari kelompok masyarakat besar seperti NU atau populer di populasi masyarakat tertentu yang besar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement