REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Family Business (fambiz) harus mulai menerapkan praktik-praktik bisnis yang berkelanjutan dan menavigasi kemajuan teknologi, termasuk mengadopsi konsep ekonomi sirkular. Hal ini penting untuk membangun fambiz yang memiliki ketahanan dalam menghadapi tantangan global dan kondisi lingkungan yang begitu cepat berubah.
Dengan mengadopsi teknologi, fambiz bukan hanya akan mampu bertahan dalam menghadapi perubahan, tetapi juga bisa meningkatkan daya saingnya. Demikian salah satu kesimpulan yang mengemuka dalam diskusi panel Road to ICFBE 2023 yang digelar di gedung A kampus President University (Presuniv), Jababeka Education Park, Cikarang, Bekasi.
ICFBE atau International Conference on Family Business and Entrepreneurship merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan Fakultas Bisnis, Presuniv. Digelar pertama kali pada 2017, ICFBE kali ini sudah memasuki tahun ketujuh.
Ada yang istimewa dalam penyelenggaraan ICFBE 2023 yang akan digelar pada 30 November hingga 1 Desember 2023. Sebelumnya penyelenggaraan konferensi internasional tersebut selalu diselenggarakan di Bali, kecuali 2020 dan 2021 yang diselenggarakan secara online akibat pandemi Covid-19.
Kali ini, ICBFE akan go international. ICFBE 2023 akan diselenggarakan di Kuching, Sarawak, Malaysia. “Pemilihan Kuching merupakan keputusan penting dan sekaligus menjadi lompatan penting bagi ICFBE. Apalagi pada ajang kali ini Presuniv akan mempromosikan pentingnya bisnis keluarga untuk menerapkan prinsip-prinsip bisnis yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan mengadopsi teknologi,” kata Maria Jacinta Arquisola, dalam keterangan tertulisnya, Ahad (24/9/2023).