Selasa 19 Sep 2023 13:31 WIB

Jika Pilpres 2024 Hanya Diikuti Dua Poros, Koalisi AMIN Siap Menghadapi

PKB menilai masih ada kemungkinan Pilpres 2024 hanya diikuti dua poros koalisi.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyambut kedatangan bakal Calon Presiden dari koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan saat berkunjung ke DPP PKB, Jakarta, Senin (11/9/2023). Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama Anies Baswedan ke kantor DPP PKB usai dideklarasikan berpasangan dengan Muhaimin iskandar dalam menghadapi Pilpres 2024. Menurut Sekjen PKB Jazilul Fawaid, agenda pertemuan tersebut dalam rangka membahas agenda prioritas untuk pemenangan Pilpres 2024.
Foto:

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga juga mengatakan, bahwa masih mungkin Pilpres 2024 hanya akan diikuti dua poros koalisi. Namun, kepastian itu baru dapat dilihat satu bulan mendatang karena hari ini semua masih sebatas memprediksi.

"Ini prediksi, kemungkinan ini akan menjadi tiga dan bisa menjadi dua, kita lihat satu bulan ke depan seperti apa, bisa saja," ujar Eriko, belum lama ini.

Ihwal elektabilitas Ganjar dan PDIP sempat mengalami penurunan karena Piala Dunia U-20, Eriko mengakuinya. Padahal, Eriko merasa, Ganjar cuma mengingatkan amanat pembukaan UUD 1945 soal kemerdekaan yang jadi hak segala bangsa.

Meski begitu, ia menekankan, PDIP sudah menyadari ada resiko yang harus ditanggung. Menurut Eriko, itu semua sudah terbukti ketika elektabilitas Ganjar Pranowo kembali naik walau masih tertinggal secara head to head.

"Tapi, tidak lebih dari margin of error, itu masih sesuatu yang wajar," kata Eriko.

Ketua Dewan Penasihat ICMI, Prof Jimly Asshiddiqie menilai, dua poros yakni perubahan dan keberlanjutan tidak perlu dipertentangkan. Dengan mempertentangkan keduanya, menurut Jimly, ada potensi memecah belah masyarakat.

"Ini kita harus luruskan, bukan dipertentangkan," kata Jimly dalam sebuah webinar akhir Agustus lalu.

Jimly menekankan, masyarakat perlu secara objektif menilai Indonesia ini memang memerlukan kesinambungan tapi dengan perbaikan. Sebab, tidak bisa kita berkesinambungan mengingat Indonesia sedang bersiap menuju 2045.

Apalagi, ia mengingatkan, tantangan masa depan banyak sekali yang harus dihadapi Indonesia. Selain teknologi, ada ancaman seperti dolarisasi, perubahan iklim dan banyak yang mulai mengutamakan ketahanan pangan.

"Ke depan akan ada nasionalisme ekonomi yang berkembang, kita dipaksa keadaan, kita harus melakukan hal-hal yang sama," ujar Jimly.

Ia menegaskan, akan banyak hal-hal baru yang boleh jadi memaksa kita mengutamakan nasionalisme, terutama bidang-bidang seperti politik dan ekonomi. Karenanya, perlu jadi renungan kita untuk menjaga persatuan.

Apalagi, ia menambahkan, Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar dalam dunia Islam. Posisi Indonesia sama seperti AS yang menjadi negara demokrasi terbesar di dunia Kristen dan India di dalam dunia Buddha.

Itu berarti, lanjut Jimly, hubungan antara agama dengan demokrasi saat ini memang sudah tidak memiliki masalah. Di Indonesia, ia memprediksi, persiapan Pilpres 2024 akan terus terus karena tidak ada petahana.

"Dan incumbent ada kepentingan atas nama kesinambungan," kata Jimly.

Adapun, Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap dua atau tiga poros di Pilpres 2024 tidak mengakibatkan pertentangan di kalangan masyarakat. Namun, ia mengakui dengan adanya tiga poros koalisi, semakin menutup ruang terjadinya polarisasi yang tajam seperti yang terjadi pada Pilpres 2014 dan 2019.

"Kita harapkan tiga atau dua poros misalnya itu, tidak menimbulkan polarisasi yang tajam," ujarnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini juga berharap Pilpres 2024 akan berjalan dengan lancar dan damai. Karena itu, dia menghendaki pemilu dijadikan kontestasi yang penuh kegembiraan dan saling menghormati satu sama lain.

 

"Kita berharap pemilu yang akan datang ini pemilu yang kontestasi yang penuh persahabatan, rasa kegembiraan, saling menghormati, dan nanti menghasilkan pemimpin yang betul-betul kita harapkan. Saya kira menurut saya tiga ataupun dua tidak boleh terjadi polarisasi. Itu yang penting," katanya.

photo

Peta koalisi usai Partai Demokrat menyatakan mendukung Prabowo Subianto. - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement