REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo yang diketuai oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Arsjad Rasjid pertama kali menggelar rapat. Forum tersebut juga dihadiri oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, pelaksana tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO), dan Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa rapat perdana kali ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua TPN Ganjar, Jenderal (purn) Andika Perkasa dan mantan Wakapolri Gatot Eddy Pramono. Rapat tersebut akan membahas strategi pemenangan Ganjar pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Di dalam rapat kali ini akan dibahas berbagai agenda-agenda strategis, yang pertama terkait dengan dinamika politik nasional yang nanti disampaikan para ketua umum partai," ujar Hasto di Kantor TPN Ganjar, Jakarta, Rabu (13/9/2023).
"Kedua tentu saja juga dari Pak Arsjad Rasjid dan kemudian langsung akan dibahas berbagai skala prioritas terkait dengan strategi. Juga momentum-momentum yang akan diambil oleh tim pemenangan ini," sambungnya.
Sebelumnya, OSO menyinggung besarnya kekuatan kaum milenial dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024. Menurutnya, pemilih milenial memiliki peran yang sangat penting pada Pilpres 2024. Ia sendiri yakin, Ganjar adalah sosok yang dapat meraih banyak suara dari pemilih muda Indonesia.
"Milenial itu 67 persen anak-anak muda, jangan main-main, anak-anak muda yang tentukan 2024. Kalau pelaksanaan sesuai jadwal mereka yang menentukan," ujar OSO di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (28/8/2023).
Di samping itu, ia juga menyinggung besarnya kekuatan relawan dalam setiap kontestasi nasional. Mantan ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) itu juga enggan memusingkan adanya kelompok relawan yang berpindah haluan jelang Pilpres 2024.
"Relawan-relawan ini perlu kita hargai, perlu kita ajak berdasarkan hati nurani mereka. Jadi beda dengan keterangan-keterangan, katanya ada Ibu-lah, Bapak-lah itu mengatur-ngatur," ujar OSO.
OSO sendiri mengatakan bahwa kerja sama politiknya dengan PDIP bukanlah koalisi. Sebab, partai berlambang kepala banteng itu memandang setara Partai Hanura dan partai-partai lainnya yang sudah meneken kerja sama.
"Jadi kerja sama itu sama-sama bekerja dan sama-sama sejajar untuk membangun satu kekuatan. Koalisi itu diatur oleh satu orang, yang ketuanya, kita tidak ada ketua, yang kita dukung adalah presiden yang didukung oleh partainya," ujar OSO.