REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anies Baswedan dipastikan tidak menjadi pilihan kalangan buruh yang tergabung dalam Partai Buruh untuk menjadi bakal calon presiden (bacapres) pada perhelatan Pilpres mendatang. Nama Anies sempat masuk ke dalam bursa capres pilihan Partai Buruh dalam rapat kerja nasional (Rakernas) Februari 2023 lalu.
Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengumumkan bahwa Partai Buruh resmi mencabut dukungan terhadap Anies Baswedan karena dua alasan kuat. Selanjutnya, terdapat sejumlah nama yang bakal diusung oleh Partai Buruh hingga nantinya mengerucut pada satu nama yang akan diumumkan Oktober mendatang.
"Dari masa pencermatan, nama Anies dieliminasi oleh rapat presidium berdasar organ struktur partai dan organ pendiri partai," kata Said Iqbal dalam jumpa pers di kantor perwakilan Partai Buruh, di Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (13/9/2023).
Said Iqbal menyinggung tidak amanahnya mantan gubernur DKI Jakarta. Diduga ini merujuk pada manuver partai pengusung Anies, Nasdem yang meninggalkan Demokrat dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Anies kemudian dipasangkan dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan berkoalisi dengan PKB.
"Kawan-kawan buruh berpendapat, belum jadi presiden saja sudah tidak amanah. Kawan seiring dan sejalan sudah tusuk dari belakang," ujar Said Iqbal.
"Anies Baswedan ini karyawan partai jadi melebihi petugas partai, tergantung majikan partainya atau pengusaha partainya apalagi nanti jadi presiden," ujarnya menambahkan.
Dia menilai Anies hanya melontarkan janji-janji manis, namun teman dan koalisi politiknya dikesampingkan bahkan ditinggalkan. "Janji tinggal janji seribu janji bisa dibuat semanis apapun bisa, kawan seiring sejalan ditusuk di belakang apalagi kami," sambungnya.