Kamis 07 Sep 2023 01:34 WIB

Sindir PKB Cak Imin di Depan Prabowo, Yenny Wahid: Sekali Membuat Keputusan Saya Setia

Yenny Wahid mengaku Prabowo jadi Top List capres yang akan didukungnya.

Rep: Febryan A/ Red: Agus raharjo
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama politikus sekaligus putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid (kanan) saat tiba di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/9/2023). Pertemuan tersebut merupakan agenda silaturahmi sekaligus membahas situasi politik saat ini. Selain itu, Yenny Wahid menyampaikan pesan kepada bakal Calon Presiden Prabowo Subianto untuk memilih bakal Calon Wakil Presiden dari kalangan anak muda dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama politikus sekaligus putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid (kanan) saat tiba di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/9/2023). Pertemuan tersebut merupakan agenda silaturahmi sekaligus membahas situasi politik saat ini. Selain itu, Yenny Wahid menyampaikan pesan kepada bakal Calon Presiden Prabowo Subianto untuk memilih bakal Calon Wakil Presiden dari kalangan anak muda dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putri dari mendiang Presiden Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid menyindir kesetiaan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dipimpin Muhaimin Iskandar (Cak Imin) terkait dukungan Pilpres 2024. Yenny melontarkan sindiran itu ketika menyampaikan keterangan pers bersama Prabowo Subianto di kediaman calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu.

Sindiran itu muncul bermula dari pertanyaan awak media kepada Prabowo soal apakah Yenny masuk dalam daftar teratas kandidat cawapres pendampingnya. Prabowo mengatakan, dirinya harus berbicara terlebih dahulu dengan semua partai politik yang tergabung dalam koalisi partai pendukungnya untuk menentukan cawapres.

Baca Juga

Prabowo lantas menyinggung soal ada partai politik yang keluar dari koalisi pendukungnya. "Koalisi itu kadang-kadang ada yang masuk, ada yang keluar. Itu tidak ada masalah," kata Prabowo di kediaman pribadinya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (6/9/2023) malam.

Ketika ditanya partai politik apa yang meninggalkannya, Prabowo menjawab sembari berkelakar. "Kayak lu nggak tahu aja ha-ha-ha," ujarnya.

PKB diketahui baru saja hengkang dari koalisi pendukung Prabowo dan beralih mendukung Anies Baswedan. Yenny pun langsung menanggapi pernyataan Prabowo tersebut. "Saya cuma mau bilang ya, saya memang lama membuat keputusan, tapi sekali membuat keputusan saya setia," ujar mantan politikus PKB itu sembari tertawa.

Dalam kesempatan itu, Yenny mengakui bahwa Prabowo berada di urutan teratas dalam daftar kandidat capres Pilpres 2024 yang hendak dia dukung. Namun, Yenny belum membuat keputusan final karena belum melakukan pertimbangan spiritual.

Dari sisi perimbangan rasional, ujar dia, memang pilihannya jatuh kepada Prabowo  karena Menteri Pertahanan RI itu punya visi yang luar biasa terkait Indonesia ke depan. "Bagi kami, Pak Prabowo ini top list. Jadi prioritas paling utama (untuk didukung), karena ada kesamaan-kesamaan visi," kata Yenny.

"Jadi, secara rasional mungkin kita sudah bisa punya kesamaan-kesamaan. Tinggal menapaki mekanisme spiritual dulu," kata Direktur Wahid Institute itu menambahkan.

Keterangan pers Prabowo bersama Yenny itu digelar usai keduanya melakukan pertemuan tertutup selama satu jam di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra itu. Pertemuan mereka terjadi hanya berselang tiga hari dengan acara deklarasi pasangan Capres-Cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Muhaimin alias Cak Imin merupakan Ketua Umum PKB, partai yang didirikan oleh Gus Dur. Adapun Yenny merupakan mantan politikus PKB. Cak Imin dan Yenny diketahui berkonflik dalam beberapa tahun terakhir ihwal perebutan kepemimpinan PKB.

Di sisi lain, keputusan PKB mendukung Anies itu berarti mencabut dukungan yang telah diberikan kepada Prabowo selama setahun terakhir. Sejumlah analis politik meyakini, hengkangnya PKB membuat Prabowo kehilangan dukungan di Jawa Timur dan dari warga Nahdlatul Ulama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement