REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Partai Demokrat Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, menurunkan semua alat peraga sosialisasi pencalonan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden. Penurunan alat peraga sosialisasi itu menyusul keputusan sepihak Anies Baswedan yang memilih Muhaimin Iskandar sebagai pasangannya (bakal cawapres) di Pilpres 2024.
"Semua baliho, banner hingga spanduk yang ada gambar Anies kami turunkan," kata Sekretaris DPC Partai Demokrat Pacitan, Arief Setya Budi, di Pacitan, Ahad (3/9/2023).
Arief menerangkan, alat peraga yang tersebar di 172 desa di Kabupaten Pacitan yang ada gambar Anies Baswedan kini telah lenyap. Penghapusan jejak sosialisasi Anies juga dilakukan Partai Demokrat di sejumlah laman media sosial milik partai berlambang segitiga mercy tersebut.
"Ini buntut kekecewaan kami Partai Demokrat di Pacitan,” ujar Arief.
Kekecewaan tersebut dipicu manuver politik sepihak yang dilakukan Partai Nasional Demokrat dan Anies Baswedan yang tiba-tiba mengumumkan Cak Imin atau Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden.
"Kami putuskan semua yang ada gambar Anies, baik di media sosial maupun di jalan-jalan kami take down," ucap Arief
Menurutnya, keputusan sepihak merupakan kejadian buruk pada dunia politik. "Kami merasa dikhianati oleh Anies. Mas Anies diberikan kewenangan cawapres. Anies mengaku menjemput takdir untuk Mas AHY dijadikan (bakal) cawapres," imbuhnya.
Namun, ketika diputuskan oleh Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. Anies menjawab bahwa pasangan bakal cawapres yang dipilih bukan AHY, melainkan Cak Imin.
"Tentu kami bersikap, kami tidak mendukung Anies sebagai bakal capres. Kami mendukung AHY. Arah angin politik Partai Demokrat kemana, tentu akan kami ikuti," ujarnya.