REPUBLIKA.CO.ID, oleh Wahyu Suryana
Dinamika politik jelang Pilpres 2024 memang masih sulit diprediksi. Ketua DPP PDIP, Eriko Sotarduga mengingatkan, satu bulan lalu dalam ruang berbagai diskusi terkait pilpres, masih dibicarakan kemungkinan empat poros capres.
"Tapi, kemungkinan terbesar menjadi tiga, kemungkinan terkecil menjadi dua," kata Eriko dalam diskusi yang digelar Para Syndicate, Senin (28/8/2023).
Eriko berpendapat, kepastian itu baru dapat dilihat satu bulan ke depan atau jelang pendaftaran pasangan capres dan cawapres ke KPU. Eriko pun mengaku tidak menutup kemungkinan pada akhirnya cuma akan ada dua poros capres-cawapres di Pilpres 2024.
"Ini prediksi, kemungkinan ini akan menjadi tiga dan bisa menjadi dua, kita lihat satu bulan ke depan seperti apa, bisa saja," ujar Eriko.
Eriko turut mengomentari elektabilitas capres dari PDIP, Ganjar Pranowo, yang belakangan merangkak naik. Ia menekankan, itu menjadi sesuatu yang memang seharusnya terjadi karena Ganjar memang kader terbaik dari PDIP.
Ia merasa, orisinalitas atau jati diri sangat penting untuk sosok-sosok yang ingin maju dalam kontestasi seperti Pilpres 2024. Hal itu pula yang membuat PDIP tidak kaget melihat elektabilitas Ganjar mengalami rebound.
Sebab, ia mengingatkan, Ganjar datang dari latar belakang keluarga kebanyakan, dari bawah dan memiliki rekam jejak yang cukup lengkap. Pernah menjadi senator, mahasiswa, masyarakat, gubernur dan saatnya naik.
Ia membenarkan, elektabilitas Ganjar dan PDIP sempat mengalami penurunan karena batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Padahal, Eriko merasa, Ganjar cuma mengingatkan amanat pembukaan UUD 1945 soal kemerdekaan yang jadi hak segala bangsa.
Meski begitu, ia menekankan, PDIP sudah menyadari ada risiko yang harus ditanggung. Menurut Eriko, itu semua sudah terbukti ketika elektabilitas Ganjar Pranowo kembali naik walau masih tertinggal secara head to head.
"Tapi, tidak lebih dari margin of error, itu masih sesuatu yang wajar," kata Eriko.
Apalagi, ia menambahkan, PDIP sebenarnya belum maksimal dan masih fokus pada konsolidasi partai. Eriko merasa, nanti setelah 5 September 2023 ketika Ganjar selesai menjabat sebagai gubernur di Jateng, elektabilitasnya akan kembali mengalami kenaikan.
"Kami mempersiapkan 5 September 2023 nanti Mas Ganjar sudah selesai menjalankan tugas sebagai gubernur, jadi manusia bebas, tampil orisinil dan bisa langsung turun ke masyarakat tanpa batasan tanggung jawab," ujar Eriko.