Senin 28 Aug 2023 16:16 WIB

PDIP Klaim Sepertiga dari Total Pemilih tidak Mau Ikut Pilihan Jokowi

Menurut Eriko, masyarakat Indonesia sudah rasional menentukan pilihan di pilpres.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjawab pertanyaan wartawan usai menunaikan Shalat Idul Fitri di Masjid Raya Sheikh Zayed, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (22/4/2023). Pada tahun ini umat Muslim merayakan Idul Fitri 1444H pada hari  yang berbeda, yakni Jumat (21/4/2023) dan Sabtu (22/4/2023).
Foto:

Dalam diskusi yang sama, pengamat politik, Ray Rangkuti, membantah klaim bahwa, pemilih Presiden Jokowi sudah menentukan pilihan untuk Pilpres 2024. Ray meyakini, pemilih Jokowi sampai saat ini masih menanti kepastian sikap Jokowi.

Kondisi ini yang membuat elektabilitas Prabowo stagnan dan elektabilitas Ganjar malah cenderung meningkat beberapa waktu terakhir. Apalagi, sikap Jokowi sudah menegaskan dirinya tidak memberi arahan apa-apa ke capres.

"Dan 15 persen (pemilih Jokowi) yang dibayangkan kalau kita lihat survei tidak lebih dari lima persen ke Pak Prabowo. Jadi, sebenarnya mayoritas tetap menunggu siapa kira-kira yang akan ditunjuk Pak Jokowi," kata Ray, Senin.

Ray turut menyoroti lemahnya kemampuan capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dalam meraup suara dari pemilih Jokowi. Bahkan, jika dilihat survei-survei yang ada angkanya tidak lebih dari lima persen.

"Artinya, 10 persen tetap wait and see dan boleh jadi pergi juga, tidak seketat yang dibayangkan terhadap 15 persen yang ditelunjuk Pak Jokowi," ujar Ray.

Menurut Ray, pemilih Jokowi ini tetap akan menanti siapa sosok yang nantinya dipilih sebagai capres. Karenanya, jika sosok itu dirasa tidak cocok mereka tetap akan menentukan pilihan sendiri, tidak mengikuti.

Ray turut memaparkan lima faktor yang membuat elektabilitas Ganjar kembali naik. Pertama, model pendekatan PDIP yang berubah, tidak lagi menunggu tapi mulai menjemput bola, tidak terkesan tidak butuh dukungan.

Kedua, mesin PDIP yang mulai bergerak dan terlihat mulai semakin ada kepercayaan untuk memasang gambar-gambar Ganjar di publik. Ketiga, sikap Presiden Jokowi yang menegaskan dirinya ada di tengah, bukan lurah.

Keempat, 15 persen pemilih yang ikut Jokowi tapi masih menanti. Artinya, Ray menekankan, pemilih Jokowi ini serta merta ikut kalau yang ditunjuk tidak melekat di diri mereka, sehingga tidak menjamin 15 persen suara.

"Sangat tergantung person siapa yang ditunjuk Jokowi," kata Ray.

Terakhir, naiknya pemilih milenial yang memberikan suara kepada Ganjar. Pergeseran terjadi karena sebelumnya hampir 30 persen milenial banyak memberi simpati ke Prabowo. Saat ini, banyak milenial kembali ke Ganjar. 

photo
Ke mana Jokowi berlabuh? - (Republika/berbagai sumber)
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement