Jumat 25 Aug 2023 15:03 WIB

Kekeringan di Kabupaten Bogor Masuk Status Tanggap Darurat

Lebih dari 50 persen kecamatan di Kabupaten Bogor kekurangan air bersih.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Foto udara warga melintasi dasar sungai Cileungsi yang mengering di Pasir Mukti, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Foto: ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA
Foto udara warga melintasi dasar sungai Cileungsi yang mengering di Pasir Mukti, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Status bencana kekeringan di Kabupaten Bogor masuk status tanggap darurat. Sebab, lebih dari 50 persen kecamatan atau 22 dari 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor, telah terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Agus Suyatna, status tanggap darurat ini mengikuti perkembangan kasus kekeringan yang terjadi sejak awal Mei 2023. Bertahap mulai dari 10 kecamatan dan menyebar hingga 22 kecamatan dengan 69 desa.

“Masyarakat dengan banyaknya permintaan air bersih, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sudah menetapkan status tanggap darurat kekeringan. Artinya kalau sudah menyangkut tanggap darurat ini kan sudah segala upaya harus dikerahkan oleh Pemkab Bogor, peralatan, SDM, dan anggarannya juga harus mendukung,” kata Agus, Jumat (25/8/2023).

Lebih lanjut, Agus menyebutkan, kekeringan menyebar di 22 kecamatan berdasarkan data BPBD Kabupaten Bogor pada 23 Agustus 2023. Dengan jumlah warga terdampak sebanyak 111.281 jiwa dari 33.390 kepala keluarga (KK).

Kendati demikian, sambung Agus, tidak seluruh desa di kecamatan tersebut terdampak kekeringan. Sebagai contoh, di wilayah timur Kabupaten Bogor daerah paling banyak terdampak kekeringan ada di Kecamatan Jonggol, Cariu, dan Tanjung Sari.

“Karena memang daerah situ daerah yang kering tangkapan airnya kurang di sana,” jelasnya.

Sama halnya dengan di wilayah selatan Kabupaten Bogor, kata Agus, kekeringan sudah mulai melebar. Sedangkan di wilayah barat paling banyak terdampak di Kecamatan Cigudeg dan Jasinga.

Menanggapi hal tersebut, Agus mengatakan, pada Senin pekan depan BPBD berencana melaksanakan rapat koordinasi untuk melakukan langkah selanjutnya. “Ini harus melibatkan semua SKPD, leading sektor, TNI-Polri. Jangan sampai ada masyarakat kita yang kesulitan air sementara pemerintah tidak hadir di situ,” ucapnya.

Diketahui, pada periode 2 Mei 2023 hingga 23 Agustus 2023, BPBD Kabupaten Bogor, telah menyalurkan 1.120.000 liter air bersih kepada warga terdampak kekeringan. Jutaan liter air bersih tersebut disalurkan untuk 111.281 warga yang kesulitan air bersih di tengah musim kemarau ini.

“Pendistribusian air bersih sebanyak 1.120.000 liter dilakukan pada periode 2 Mei hingga 23 Agustus 2023. Jumlah Kartu Keluarga (KK) terdampak ada 33.390, dengan 111.281 jiwa,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor, Asep Sulaeman, Kamis (24/8/2023).

Asep menyebutkan, jumlah daerah yang terdampak kekeringan dan mengalami krisis air bersih semakin meluas. Sehari sebelumnya, pada 22 Agustus 2023 ada 19 kecamatan dan 64 desa yang terdampak kekeringan.

“Pada 23 Agustus 2023 jumlah kecamatan terdampak kekeringan atau krisis air bersih ada 22 Kecamatan dengan 69 desa,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement