REPUBLIKA.CO.ID, MAGETAN -- Dalam upaya menggali potensi bambu sebagai sumber daya lokal yang melimpah, kelompok relawan Kiai Muda Jawa Timur mengadakan pelatihan pemanfaatan bambu untuk berbagai produk yang berdaya guna untuk masyarakat. Pelatihan ini digelar bekerjasama dengan Majelis Taklim Ar Rahmad di Desa Tegalarum, Bendo, Magetan, Jawa Timur.
Wakil Ketua Kiai Muda Jawa Timur, Wajihuddin, menjelaskan pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat dalam mengolah bambu menjadi berbagai produk, termasuk tempat sampah, rak sepatu, alat ikan, dan peralatan dapur.
"Pelatihan pemanfaatan bambu sebagai alat kebersihan, seperti sapu, tong sampah," ucap Wajihuddin, seperti dikutip pada Ahad (20/8/2023).
Menurut dia, salah satu aspek yang dijelaskan dalam pelatihan ini adalah cara membuat tempat sampah. Selain itu, bambu juga memiliki potensi yang melimpah untuk berbagai produk lainnya.
Produk-produk seperti rak sepatu, alat ikan, dan peralatan dapur dapat dihasilkan dari bambu dengan kreativitas dan keterampilan yang tepat.
"Daerah Magetan sini bambu sangat melimpah. Dari bambu banyak sekali manfaat selain dari dibuat alat penunjang kebersihan, seperti alat-alat dapur, wadah-wadah, rak piring. Sifat bambu yang fleksibel jadi bisa dibentuk sedemikian rupa," kata Wajihuddin.
Menurut Wajihuddin, keberlimpahan potensi bambu di daerah ini menjadi nilai tambah yang signifikan dalam pelatihan ini. Dengan pengetahuan yang didapatkan dari pelatihan, masyarakat diharapkan dapat lebih memanfaatkan bambu sebagai sumber daya lokal yang bernilai ekonomi tinggi.
"Selain digunakan untuk kebutuhan pribadi, produk dari bambu juga memiliki nilai ekonomis tinggi. Sebab, Harga bahan baku yang murah sehingga produk-produknya juga bisa dijual dengan harga terjangkau, sehingga membantu masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah," ujar dia.
Dukungan dari Kiai Muda Jawa Timur diyakini akan membawa menuju kesuksesan dalam mengembangkan keterampilan masyarakat dan mendukung ekonomi lokal.
Wajihuddin berharap bahwa pelatihan ini akan memberikan dampak positif yang lebih luas, memperluas wawasan masyarakat tentang potensi sumber daya lokal dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan menjadi peluang usaha yang berkelanjutan.
"Kami juga akan melaksanakan kegiatan serupa di tempat lain secara berkala, agar memberi aspek manfaat yang lebih luas lagi," tuturnya.
Antusiasme peserta pelatihan terlihat dari partisipasi aktif dalam sesi-sesi pelatihan, di mana mereka belajar membuat berbagai produk yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Termasuk Adi, menyambut baik inisiatif ini dan menganggapnya sebagai peluang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengolah bambu.
"Tadi membuat cikrak, tempat sampah, buat wadah ikan, dan lain-lain. Pelatihan ini sangat bermanfaat dan dapat dikembangkan untuk skala usaha," ujar Adi.
Sebelumnya, kelompok serupa juga telah menggelar pelatihan di bidang kuliner. Yakni, praktik pembuatan olahan otak-otak dari ikan bandeng kepada warga, khususnya ibu-ibu di Desa Banjaragung, Kabupaten Mojokerto. "Ini juga bagian untuk mengoptimalkan potensi perikanan Sungai Brantas yang melintas di sana," ujar Gus Ali.
Pihaknya juga mendorong warga setempat untuk memiliki penghasilan tambahan melalui pelatihan pembuatan olahan ikan air tawar, khususnya ikan bandeng untuk menjadi produk jualan. Dia mencontohkan otak-otak ikan bandeng yang berpotensi untuk menjadi produk kebanggaan warga desa.
Dengan adanya pelatihan pembuatan olahan itu, kata dia, diharapkan masyarakat juga dapat berkontribusi untuk memberikan pemasukan daerah. "Bagaimana mereka membuat nilai tambah dari hasil tambah dari hasil perikanan air tawar, menjadi sebuah olahan. Kebetulan mereka menginginkan adanya pelatihan atau pemanfaatan untuk menjadi olahan bernilai tinggi," kata dia, demikian dilansir dari Antara.