Senin 12 May 2025 06:37 WIB

Abaikan Israel, AS Capai Kesepakatan dengan Hamas

AS mulai kesal karena Israel tak mau hentikan perang.

Yael Alexander memegang poster putranya, Edan, yang disandera oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, dalam aksi di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 22 Februari 2025.
Foto: AP Photo/Maya Alleruzzo
Yael Alexander memegang poster putranya, Edan, yang disandera oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, dalam aksi di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 22 Februari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Kelompok Hamas di Palestina mengumumkan bahwa warga negara ganda Israel-Amerika, Idan Alexander, akan dibebaskan. Hal ini menyusul kontak yang dilakukan Hamas dengan pemerintah AS selama beberapa hari terakhir tanpa melibatkan Israel.

"Gerakan Hamas telah melakukan kontak dengan pemerintah Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir. Gerakan ini menunjukkan sikap yang sangat positif, dan tentara Israel berkewarganegaraan ganda Amerika, Aidan Alexander, akan dibebaskan," bunyi pernyataan yang diterima Republika dan diatasnamakan Khalil Al-Hayya, ketua Delegasi Perundingan Hamas, Senin.

Baca Juga

Hamas menyatakan bahwa "dalam kerangka upaya yang dilakukan oleh saudara-saudara kita yang menjadi perantara" untuk mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza, Hamas menyatakan hal positif yang besar. Menurut mereka keputusan untuk membebaskan Alexander adalah bagian dari langkah-langkah yang diambil untuk mencapai gencatan senjata, membuka penyeberangan, dan mengizinkan masuknya bantuan dan "bantuan kepada rakyat kami di Jalur Gaza."

Hamas menegaskan kesiapannya untuk segera memulai perundingan intensif dan mengerahkan upaya serius untuk mencapai kesepakatan akhir guna menghentikan perang dan pertukaran tahanan dengan persetujuan bersama. Sebuah komite independen dan profesional akan memerintah Jalur Gaza, memastikan ketenangan dan stabilitas yang berkelanjutan selama bertahun-tahun yang akan datang, bersamaan dengan rekonstruksi dan diakhirinya blokade.

Mereka juga memuji apa yang digambarkan sebagai "usaha tak kenal lelah yang dilakukan oleh saudara-saudara di negara bersaudara Qatar dan Republik Arab Mesir, serta saudara-saudara di Turki, selama periode yang lalu." Reuters mengutip sumber informasi yang mengatakan bahwa sandera Amerika-Israel akan dibebaskan Selasa ini.

Presiden AS Donald Trump memuji pengumuman Hamas tentang niatnya untuk membebaskan sandera Amerika-Israel Idan Alexander “Saya berterima kasih kepada semua orang yang berkontribusi terhadap berita bersejarah ini,” tulis Trump dalam postingan media sosialnya. Ia menggambarkan pembebasan sandera sebagai “isyarat niat baik.”

“Kami berharap ini adalah langkah pertama yang diperlukan untuk mengakhiri konflik brutal ini,” tambahnya, mengungkapkan harapan untuk pembebasan semua tahanan dan diakhirinya pertempuran.

Utusan Washington untuk urusan penyanderaan, Adam Boehler, mengatakan bahwa keputusan Hamas untuk "membebaskan seorang warga Amerika merupakan langkah maju yang positif". Ia juga meminta Hamas untuk membebaskan empat jenazah warga Amerika lainnya.

Boller menambahkan bahwa kunjungan Presiden Donald Trump ke Timur Tengah pekan ini berkontribusi terhadap tindakan tersebut. Ia melanjutkan, “Kunjungan Presiden ke kawasan ini bermanfaat, begitu pula upaya yang dilakukan Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Utusan Khusus AS Steven Witkoff dalam hal ini.”

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan bahwa Qatar dan Mesir menyambut baik pengumuman Hamas mengenai persetujuannya untuk membebaskan sandera Amerika yang mereka tahan.

Dia menambahkan bahwa Qatar dan Mesir menganggap tindakan Hamas sebagai isyarat niat baik dan langkah yang menggembirakan menuju kembalinya kedua pihak ke perundingan gencatan senjata. Mereka menegaskan upaya mediasi berkelanjutan mereka, melalui koordinasi dengan Washington, untuk mempersiapkan gencatan senjata yang komprehensif.

Di Israel, Channel 12 melaporkan bahwa Witkov akan tiba di Israel besok sebagai bagian dari perjanjian untuk membebaskan Alexander. Saluran tersebut mengutip sumber Israel yang mengatakan bahwa ada indikasi bahwa pembebasan Alexander sudah dekat, dan bahwa Israel tidak mengetahui komunikasi tersebut.

Sementara itu, surat kabar Israel Hayom melaporkan bahwa sebagai imbalan atas pembebasan Alexander, Israel akan membuka koridor bagi masuknya bantuan kemanusiaan. Situs berita Walla Israel juga melaporkan bahwa pembebasan tentara Alexander mencakup gencatan senjata sementara.

Ibu dari salah satu tahanan di Gaza mengatakan bahwa putranya "berada di terowongan yang sama dengan Idan. Idan akan dibebaskan, meninggalkan putra saya karena Netanyahu memutuskan untuk membunuhnya." Ibu dari tahanan Israel itu menambahkan, “Netanyahu telah menjadi malaikat maut, tapi saya akan terus mengejar anak saya.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement