Senin 12 May 2025 07:44 WIB

Eks Pejabat Israel: Trump Bakal Paksa Netanyahu Akui Palestina

Palestina akan disertakan dalam pertemuan MBS dengan Trump.

Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Washington, Selasa, 4 Februari 2025.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Washington, Selasa, 4 Februari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON – Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan segera mengumumkan berita paling penting dan berpengaruh sepanjang masa. Hal ini disampaikan seturut meruaknya rumor bahwa AS akan segera mengakui kedaulatan negara Palestina.

Presiden AS menyatakan bahwa ia akan membuat pengumuman "sangat penting" mengenai kawasan tersebut sebelum lawatannya ke Timur Tengah, yang dimulai pada 13 Mei, tanpa memberikan indikasi apapun mengenai sifat kawasan tersebut. 

Baca Juga

Belum diketahui apakah pengumuman Trump tersebut berkaitan dengan perang Israel di Jalur Gaza dan perundingan yang telah berlangsung selama beberapa hari terakhir antara Hamas dan pemerintahannya, atau berkaitan dengan isu lain. 

Meski begitu, pertemuan Trump dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di Riyadh pada Selasa juga akan dihadiri oleh Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Lebanon Joseph Aoun dan pemimpin de facto Suriah, Ahmed al-Sharaa, media Arab melaporkan. Mengutip sumber informasi yang menolak disebutkan namanya, surat kabar Palestina Al-Quds mengatakan Pangeran Saudi “menantikan persetujuan Trump terhadap syarat Saudi dalam mendirikan negara Palestina.” 

Israel Ziv, mantan kepala Divisi Operasi militer Israel, mengatakan bahwa Tel Aviv sedang bertransformasi dari aset menjadi beban bagi Amerika Serikat. Ia menyatakan bahwa Trump mungkin memaksa pemimpin Israel Benjamin Netanyahu untuk mengakhiri perang di Gaza atau bergerak menuju deklarasi negara Palestina.

"Netanyahu membawa kita ke dalam perang tanpa akhir karena krisis politiknya,” tambah Ziv. NBC News mengutip para pejabat AS dan diplomat Timur Tengah yang mengatakan bahwa hubungan antara Trump dan Netanyahu menjadi tegang dalam beberapa pekan terakhir, dengan meningkatnya ketegangan akibat tantangan terkait Gaza dan Iran. 

Jaringan tersebut mengutip para pejabat AS yang mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Ron Dermer menyampaikan ketidaksenangan Netanyahu kepada utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff dalam pertemuan Gedung Putih pada Kamis, dan bahwa Trump telah membuat pernyataan publik yang membuat Netanyahu kesal dua kali dalam seminggu terakhir saja. 

Netanyahu kecewa dengan pernyataan Trump yang belum memutuskan apakah akan mengizinkan Iran memperkaya uranium. Netanyahu juga merasa frustasi selama berminggu-minggu karena penolakan Trump untuk mendukung serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dan terkejut dengan pengumuman presiden AS bahwa ia akan setuju untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Teheran.

Trump telah mengatakan pada Februari bahwa Arab Saudi tidak lagi menuntut pembentukan negara Palestina sebagai syarat untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, sebuah pernyataan yang pada saat itu memicu penolakan keras dari Saudi. Menurut sumber yang dikutip oleh Al-Quds, Trump telah menyetujui permintaan bin Salman untuk menyertakan para pemimpin Arab lainnya dalam pertemuan tersebut, yang akan dilakukan pada awal kunjungan Trump ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab antara 13 dan 16 Mei.

Trump tidak akan mengunjungi Israel, yang pemerintahannya menuduh Abbas dan Sharaa mendukung terorisme. Presiden AS memperkirakan sebelum kunjungannya bahwa normalisasi Saudi-Israel akan terjadi “dengan sangat cepat,” namun sementara itu, ia dilaporkan membatalkan normalisasi dengan Israel sebagai syarat kemajuan dalam program nuklir sipil Arab Saudi.

photo
Bagaimana AS TErlibat Genosida di Gaza? - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement