REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bali disebut memiliki potensi untuk menjadi technology hub atau pusat teknologi Indonesia yang menyediakan tempat, ruang, jaringan, modal finansial, dan modal sumber daya manusia yang solid. Technology hub diperlukan karena penguasaan teknologi dan kemampuan mengonversinya menjadi inovasi dalam produk dan jasa menjadi hal yang mutlak apabila Indonesia mau bersaing dalam perekonomian global dan regional.
“Reputasi Bali sebagai salah satu tujuan top pariwisata dunia bisa menarik bukan saja investor teknologi, tetapi juga pakar, pelaku, dan entrepreneur global bidang IT. Secara domestik, posisi geografis Bali juga sentral untuk Indonesia,” ujar Presiden Inadata Consulting, Elwin Tobing, dalam siaran pers, Selasa (15/8/2023).
Elwin menerangkan, Bali tidak bisa hanya tergantung sektor pariwisata, tetapi juga harus memiliki sektor unggulan lainnya. Menurut dia, sektor pariwisata sangat rentan terhadap berbagai gejolak ekonomi, politik, dan kesehatan global.
“Di samping itu, technology hub tidak memerlukan ruang luas, sumber daya alam, dan relatif ramah lingkungan, jadi bisa saling complementary dengan sektor parawisata Bali. Contohnya, California terkenal dengan parawisata laut dan juga pusat teknologi di Silicon Valley,” terang Elwin.
Hal itu dia sampaikan ketika menjadi narasumber dalam workshop “Public and Private Partnership in Advancing Bali’s Development” di Washington DC, Amerika Serikat, yang diikuti Komisi III DPRD Provinsi Bali. Workshop tersebut berlangsung dari 5-11 Agustus 2023 lalu.
Apa yang Elwin katakan didukung oleh Wakil Ketua DPRD Bali, Tjok Gde Sukawati. Menurut Tjok, peristiwa 9/11 tahun 2001 di AS dan Bom Bali tahun 2002 membuat ekonomi Bali tergeletak, tetapi kemudian bangkit. Tapi kemudian pandemi Covid-19 membuatnya betul-betul tak bisa berkutik.
“Tahun 2021 ekonomi kami minus 11 persen. DPRD Bali sedang mengidentifikasi sektor unggulan utama yang bisa menjadi partner sektor parawisata. Gagasan Bali sebagai technology hub di Indonesia akan kami perjuangkan, apalagi kami baru saja mengesahkan Perda tentang Bali dalam 100 tahun ke depan,” kata Tjok.
Sementara itu, Wakil Duta Besar RI di AS, I Bagus Made Bimantara, yang menerima delegasi DPRD Bali tersebut mengatakan, perwakilan RI di AS secara proaktif membantu menghubungkan Indonesia dengan pelaku dan entrepreneur IT di AS, baik yang berkebangsaan Indonesia maupun global.
“Amerika punya segala hal dalam membantu pemajuan technology hub di Indonesia, mulai dari pakar, finansial, pengalaman, dan network. Yang penting, hal tersebut dipersiapkan secara matang dulu di Indonesia sehingga kita bisa mengkomunikasikannya secara efektif kepada pihak yang tepat,” kata dia.
Mengambil contoh dari beberapa undang-undang yang memiliki dampak bersejarah dalam perekonomian AS, Elwin mengatakan agar DPRD Bali menyusun legislasi untuk meletakkan kerangka hukum blue-print pengembangan Bali sebagai technology hub di Indonesia.