REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali memprediksi ekonomi provinsi setempat pada kuartal I 2023 akan tetap tumbuh tinggi di kisaran 6,2 persen-7,0 persen. Optimisme ini seiring dibukanya perbatasan China sebagai pasar utama wisata Bali.
"Bank Indonesia memprakirakan perekonomian Bali tetap tumbuh tinggi pada kuartal I 2023, namun melandai dibandingkan kuartal IV 2022 yang tumbuh tercatat sebesar 6,61 persen (yoy)," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Rabu (8/2/2023).
Prakiraan melandainya ekonomi Bali pada kuartal I 2023 seiring dengan kembali normalnya jumlah kedatangan wisatawan setelah periode Natal dan Tahun Baru serta berakhirnya agenda KTT G20. Namun demikian, masih terdapat potensi yang mendukung perekonomian Bali 2023 seperti penyelenggaraan kegiatan berskala nasional maupun internasional secara langsung (offline), pengembangan visa second home untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan.
Selain itu mulai dibukanya border China sebagai pasar utama wisata Bali, serta masih berlanjutnya sejumlah insentif fiskal pemerintah untuk mendorong aktivitas konsumsi masyarakat Bali.
Sebelumnya berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Bali kuartal IV 2022 tumbuh tinggi sebesar 6,61 persen (yoy), walaupun melandai dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 8,09 persen (yoy).
"Ekonomi Bali secara keseluruhan pada 2022 tumbuh positif 4,84 persen (yoy) dari kontraksi 2,46 persen (yoy) di 2021," ujar Trisno.
Realisasi pertumbuhan ekonomi Bali yang masih cukup tinggi di kuartal IV 2022 terutama didukung oleh semakin membaiknya aktivitas pariwisata pasca-COVID-19 dan penyelenggaraan kegiatan KTT G20.
Pertumbuhan ekonomi Bali kuartal IV 2022 terutama ditopang oleh meningkatnya kinerja Lapangan Usaha (LU) terkait pariwisata, yaitu transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum (akmamin), serta pengadaan listrik dan gas.
Selain itu ditopang penambahan satu maskapai internasional dengan penerbangan langsung bersamaan dengan momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Natal dan Tahun Baru.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Bali kuartal IV 2022 tertahan antara lain disebabkan oleh pola historis setelah panen raya hortikultura, dan peningkatan curah hujan yang berdampak terhadap produktivitas pertanian serta kenaikan harga komoditas akibat inflasi, dan penurunan ekonomi negara maju pasar utama wisman Bali.
"Sedangkan pertumbuhan ekonomi Bali keseluruhan 2023 diperkirakan relatif moderat dibandingkan 2022 yakni tumbuh 4,40 persen-5,20 persen," kata Trisno.