REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto diprediksi mendapatkan lebih banyak dukungan dalam pemilihan umum 2024. Berdasarkan survei, menteri pertahanan tersebut mendapatkan elektabilitas tertinggi.
Peneliti Political Statistics (Polstat) Apna Permana mengatakan Prabowo selalu berusaha terbuka dengan siapapun tanpa memandang strata sosial. Prabowo dinilai saat ini lebih murah senyum dan terlihat sangat positif ketimbang pilpres sebelumnya.
"Pak Prabowo yang sekarang lebih terbuka dan murah senyum (positif vibes)," kata Apna dalam keterangannya di Jakarta pada Selasa (15/8/2023).
Sikap Prabowo yang seperti itu sangat menarik perhatian masyarakat. Mereka menganggap ketua umum Gerindra itu sebagai sosok yang sangat merakyat.
Prabowo lebih terbuka dan tak sungkan untuk terjun langsung ke masyarakat. Hal itu dilihat oleh Apna sangat membantu meningkatkan elektabilitas Menteri Pertahanan tersebut di kalangan masyarakat.
"Kepribadian seperti itu Prabowo menjadi semakin lebih diterima dan disenangi oleh masyarakat," ujar Apna.
Ditambah, dalam setiap pertemuan baik dengan masyarakat ataupun sesama pejabat Prabowo selalu memperlihatkan akhlak yang sangat baik. Apna melihat hal itu sangat berdampak positif terhadap tingkat kesukaan atau akseptabilitas Prabowo di kalangan masyarakat.
"Integritas pribadinya yang sangat baik, di mana ia selalu menjaga akhlak," pungkas Apna.
Diketahui, dalam hasil survei Polstat periode 28 Juli hingga 4 Agustus 2023 Prabowo meraih hasil elektabilitas tertinggi dalam simulasi 3 nama capres sebesar 41,4 persen. Hasil itu diikuti oleh Ganjar Pranowo dengan 27,0 persen dan Anies Baswedan di posisi ketiga dengan 26,9 persen.
Itu membuktikan tingkat dukungan masyarakat terhadap Prabowo sangat tinggi. Prabowo berhasil menjadi capres yang paling popular di kalangan masyarakat.
Koalisi
Koalisi untuk meneruskan warisan Presiden Joko Widodo sempat mengemuka pada awal 2023. Peluang Koalisi dinilai kembali terbuka usai Golkar-PAN resmi mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.
Pengamat politik, Ari Nurcahyo, menyoroti klaim-klaim dari elit-elit Partai Gerindra tentang merapatnya Partai Golkar dan PAN. Mereka berani menyatakan, keputusan itu memang terwujud atas restu Presiden Jokowi.
Walau Golkar-PAN membantah dan menyatakan itu sebagai keputusan mandiri, mereka sepakat melakukan deklarasi bersama. Apalagi, baik Ketua Umum Golkar maupun Ketua Umum PAN, sama-sama ingin meneruskan warisan Jokowi.
"Mereka punya kesamaan memilih pemimpin yang tepat meneruskan Jokowi, menjadikan Indonesia dari negara berkembang ke negara maju. Memang poin-poin yang selama ini disorot Pak Jokowi," kata Ari, Selasa (15/8).
Maka itu, ia merasa, kalau klaim-klaim dari Partai Gerindra itu benar berarti memang ada desain besar yang disiapkan Jokowi untuk Koalisi. Artinya, mencoba menduetkan Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo.
Terlebih, Ari mengingatkan, elektabilitas Prabowo dan Ganjar beberapa waktu belakangan semakin menjauh. Direktur Eksekutif Para Syndicate itu merasa, jarak elektabilitas ini semakin membuka peluang Koalisi Besar.