Senin 14 Aug 2023 14:27 WIB

BKKBN: Pengendalian Kelahiran Secara Nasional Sudah On the Track

Salah satu indikator yang masih jauh dari target yakni angka pada kebutuhan ber-KB.

BKKBN menyebut pengendalian kelahiran secara nasional sudah sudah on track.
Foto: www.freepik.com
BKKBN menyebut pengendalian kelahiran secara nasional sudah sudah on track.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tavip Agus Rayanto yang mewakili Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyatakan, pengendalian kelahiran secara nasional sudah sudah di jalan yang benar dan sesuai dengan target (on the track).

Hal itu Tavip sampaikan saat menyampaikan sambutan secara daring pada seminar hasil penghitungan Indikator Kinerja Utama (IKU) BKKBN 2022 di Jakarta, Senin (14/8/2023).

Baca Juga

Adapun indikator keberhasilan pengendalian kelahiran tersebut dibuktikan dengan angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) yang telah tercapai 2,14 dari target 2,21 berdasarkan IKU BKKBN 2022, dengan capaian terhadap target adalah 103,3 persen. Tavip menyampaikan, salah satu aspek penting dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 adalah peningkatan sumber daya manusia, dimana pembangunan berwawasan kependudukan menempatkan penduduk tidak hanya sebagai objek pembangunan, tetapi juga subjek pembangunan.

"Sebagai objek pembangunan, berarti penduduk perlu dikendalikan jumlahnya, dan sebagai subjek pembangunan, berarti penduduk perlu ditingkatkan kualitasnya," ujar Tavip.

Ia melanjutkan, dalam rangka meningkatkan kualitas penduduk tersebut, BKKBN secara berkelanjutan terus mengendalikan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas melalui upaya pengendalian angka kelahiran, dan memenuhi target angka kelahiran total 2,1 pada 2024.

"Penduduk Tumbuh Seimbang atau PTS akan diwujudkan dengan menurunkan angka kelahiran total atau TFR menjadi 2,1 anak per wanita pada tahun 2024," ucap dia.

Selain itu, kualitas tersebut juga perlu ditingkatkan dengan penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk, serta pengembangan kualitas penduduk pada seluruh dimensi.

Adapun berdasarkan hasil penghitungan IKU BKKBN 2022, salah satu angka indikator yang masih jauh dari target yakni angka pada kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) yang pada 2022 angkanya sebesar 14,7 dari target yang seharusnya 8. Tavip berharap, hasil IKU yang telah dicapai bisa menjadi dasar dan kontribusi dalam perencanaan pembangunan.

"Saya berharap hasil yang telah kita capai bisa menjadi dasar dan kontribusi dalam perencanaan pembangunan, baik jangka pendek maupun jangka panjang selanjutnya. Semoga ini dapat menjadi awal dari proses pembangunan kependudukan menuju Indonesia Emas 2045," kata Tavip menjelaskan.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement