Rabu 09 Aug 2023 19:15 WIB

Kelaparan di Papua, Muhadjir Pastikan Logistik Aman Tiga Bulan ke Depan

Pemerintah akan menyiapkan gudang logistik permanen di Agandugume.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus raharjo
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat memberikan keterangan pers usai Rapat Tingkat Menteri Penanganan Dampak Bencana Kekeringan di Papua Tengah di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (9/8/2023).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat memberikan keterangan pers usai Rapat Tingkat Menteri Penanganan Dampak Bencana Kekeringan di Papua Tengah di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (9/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy memastikan penanganan bencana kekeringan di distrik Agandugume, Lambewi dan Oneri di Kabupaten Puncak, Papua Tengah dilakukan secara menyeluruh. Untuk jangka pendek, kata Muhadjir, Pemerintah memastikan kebutuhan pangan obat-obatan dan pelayanan dasar infrastruktur dasar di tiga distrik ini terpenuhi.

"Termasuk penanganan masalah ibu yang sedang hamil, ibu menyusui, maupun balita, untuk tujuh bulan kedepan itu untuk dipenuhi, khusus untuk ibu ya," ujar Muhadjir dalam keterangan pers usai Rapat Tingkat Menteri Penanganan Dampak Bencana Kekeringan di Papua Tengah di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (9/8/2023).

Baca Juga

Muhadjir mengatakan, untuk kebutuhan pangan, Pemerintah terus mendistribusikan bantuan beras ke tiga distrik tersebut. Hal ini untuk memastikan stok logistik pangan cukup hingga kondisi pertanian di wilayah tersebut pulih.

"Untuk pangan kita harapkan tidak tidak akan ada masalah untuk tiga bulan ke depan sampai menunggu pulihnya kondisi pertanian di daerah tiga distrik ini," ujar Muhadjir.

Muhadjir mengatakan, selain pengiriman logistik ke distrik terdampak yakni  Agandugume, Pemerintah akan mengirimkan bantuan ke distrik Sinak. Hal ini karena keterbatasan di bandara Agandugume didarati pesawat setiap harinya.

Sehingga logistik akan ditempatkan di Distrik Sinak untuk memudahkan penyaluran bantuan pangan. Meskipun, lokasi terdampak menuju Distrik Sinak harus ditempuh jalan darat selama dua hari satu malam.

"Yang paling mungkin adalah di bandara terdekat yaitu distrik Sinak, nah dari listrik Sinak ini untuk menuju ke Agandugume kalau lewat darat itu bisa 2 hari 1 malam perjalanan. Alhamdulillah beberapa hari terakhir ini sudah bisa semuanya sudah bisa kita tangani dengan baik sampai nanti kita pastikan tiga bulan ke depan akan tertangani," ujar Muhadjir.

Sedangkan untuk jangka menengah, Pemerintah akan menyiapkan gudang logistik permanen di wilayah Agandugume demi mengantisipasi kekeringan terulang di wilayah tersebut. Pemerintah juga akan membangun jalan di sepanjang jalur Distrik Sinak menuju Agandugume untuk mempercepat waktu tempuh dua distrik tersebut.

"Jadi tidak harus semuanya diangkut dengan jalan kaki itu oleh penduduk setempat tapi bisa dengan kendaraan, syukur-syukur roda empat ringan nanti bisa kalau bisa lewat. Itu juga menjadi rencana kita untuk jangka menengah," ujarnya.

Selain itu, Pemerintah akan melakukan revitalisasi Bandara Sinak untuk memermudah proses penyaluran logistik pangan. Selanjutnya, Pemerintah akan membangun infrastruktur air bersih dan sentra-sentra produksi pangan dengan bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk mencari varietas atau jenis tanaman yang tahan terhadap perubahan cuaca yang anomali.

"Karena sebagaimana kita ketahui bahwa ini sebetulnya selalu terjadi, pada bulan Mei sampai Juli itu ada hujan es kemudian diikuti dengan embun salju yang itu membikin umbi-umbian di sana busuk," ujarnya

Sedangkan untuk jangka panjang, Pemerintah akan melakukan penguatan masyarakat dan pemenuhan tenaga kesehatan di wilayah tersebut. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, distribusi bantuan logistik ke tiga distrik hingga saat ini hampir 8 ribu ton. Selain itu, bantuan juga terus disalurkan dari Kementerian Sosial bekerjasama dengan TNI dan swasta dengan total 25 ton.

Sementara, Badan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan stok beras Bulog di Papua saat ini sebanyak 16.200 ton dan untuk Papua sebanyak 439 ton. Stok ini terus disalurkan untuk penanganan krisis pangan di wilayah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement