Jumat 05 Dec 2025 14:20 WIB

Wamenkes: Warga Terdampak Bencana di Sumatera Mulai Terserang Penyakit

Beberapa penyakit yang sudah muncul adalah penyakit kulit, demam, dan typhus.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Pengungsi korban banjir bandang berada di tenda darurat di Nagari Salareh Aia Timur, Palembayan, Agam, Sumatera Barat, Ahad (30/11/2025).
Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Pengungsi korban banjir bandang berada di tenda darurat di Nagari Salareh Aia Timur, Palembayan, Agam, Sumatera Barat, Ahad (30/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyatakan, warga yang terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar), mulai terserang penyakit. Menurut dia, para petugas medis di lapangan terus melakukan penanganan di lapangan.

Dante mengatakan, sudah ada laporan terkait warga terdampak bencana yang mulai terserang penyakit. Beberapa penyakit yang dilaporkan sudah muncul setelah terjadinya bencana adalah penyakit kulit, demam, dan typhus.

Baca Juga

"Ini sudah mulai ada yang gatel-gatel, ada yang sudah banyak yang demam, sudah banyak yang sakit typhus, dan sebagainya," kata dia di Balai Kota Jakarta, Jumat (5/12/2025).

Menurut dia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal terus berkoordinasi dengan dinas kesehatan di wilayah terdampak untuk melakukan penanganan. Ia menyebutkan, dari total 75 kabupaten/kota di tiga provinsi terdampak, 50 daerah di antaranya terdampak bencana.

"Hampir setiap hari kita melakukan vicon di Kementerian Kesehatan dengan kepala dinas seluruh daerah yang berdampak. Ada 75 kabupaten-kota yang di tiga provinsi tersebut, 50 di antaranya terdampak dan kita selalu melakukan evaluasi setiap hari," kata Dante.

Ia menambahkan, pihaknya juga telah memiliki strategi untuk penanganan di wilayah terdampak bencana. Pertama, petugas di lapangan akan melakukan penanganan langsung terhadap korban yang mengalami luka. Selain itu, pihaknya akan melakukan revitalisasi pelayanan kesehatan yang terdampak dan tidak bisa beroperasi.

"Kemudian yang ketiga adalah melakukan bantuan obat-obatan bahan habis pakai supaya bisa terkendali. Dan yang keempat adalah mobilisasi tenaga kesehatan dari pusat ke daerah-daerah tersebut, sehingga bisa mendapatkan pelayanan yang lebih optimal untuk mereka berdampak," kata dia.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement