Ahad 06 Aug 2023 21:55 WIB

Optimalisasi EBT Sektor Pariwisata dan Transportasi, Ganjar Perkenalkan Becik-KU

Kendaraan listrik dan robotika ini bernama ‘Becik-KU’.

Opening ceremony Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XVI Jateng di Stadion Joyokusumo, Kabupaten Pati, Jateng.
Foto: Dok. Porprov
Opening ceremony Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XVI Jateng di Stadion Joyokusumo, Kabupaten Pati, Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID, PATI -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengenalkan kendaraan listrik dan robotika bernama ‘Becik-KU’. Ganjar memamerkan becak tanpa pengayuh ini dalam opening ceremony Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XVI Jateng di Stadion Joyokusumo, Kabupaten Pati, Jateng.

Becik-KU merupakan kependekkan dari Becak Listrik Kampus Udinus. Becak canggih ini diciptakan mahasiswa dan dosen Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang dengan dukungan pemerintah untuk menjawab optimalisasi penggunaan EBT.

Baca Juga

“Pas pembukaan ada becak listrik tanpa supir yang dikendalikan dengan aplikasi. Jadi dari Udinus saya menyampaikan terima kasih atas inovasi mahasiswa,” kata Ganjar di lokasi, Sabtu (5/8/2023).

Layaknya becak, Becik-KU memiliki tiga roda dan mesin yang ada di belakang. Mesin ditenagai listrik dari aki yang tenaganya dioptimalkan dengan panel surya di bagian atas.

Becak dengan kapasitas empat orang ini bekerja secara otonom dan bisa dioperasikan tanpa dikendalikan supir melalui aplikasi. Di bagian depan dan bawah becak terdapat kamera yang dapat mendeteksi jalan yang harus dilalui.

“Tadi becaknya sudah saya coba. Saya tanya kok pelan banget, tapi katanya ini ngebut juga bisa kok Pak, tergantung dari aplikasi yang ada. Ini keren,” kata Ganjar.

Nantinya Becik-KU akan beroperasi di Kawasan Kota Lama Semarang dan menjadi alat transportasi bagi para wisatawan yang berkunjung di tempat itu. Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) pun sudah tersedia di Balai Kota Semarang untuk mengisi daya becak.

Dengan adanya inovasi ini, optimalisasi EBT bisa dilakukan di sektor transportasi dan pariwisata. Ganjar menegaskan, seluruh pihak termasuk mahasiswa bisa berpartisipasi untuk mengembangkan potensi energi hijau ini. “Jadi partisipasi dari mahasiswa perguruan tinggi bisa dilibatkan,” kata dia.

Selama dua periode memimpin Jateng, Ganjar terus mengoptimalisasi penggunaan EBT di Jateng. Salah satunya dengan memasang pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di setiap organisasi perangkat daerah (OPD).

Ganjar juga menggerakkan pembangunan pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM) di Banjaran dan Logawa, Kabupaten Banyumas. PLTM berkapasitas 16.757.000 Kwh ini berdiri di lahan seluas 28.000 m2.

Terlebih Ganjar mendorong kehadiran 2.353 Desa Mandiri Energi (DME) yang membuat provinsi ini menjadi percontohan pengembangan EBT. Jumlah tersebut terdiri atas 2.167 desa mandiri energi inisiatif, 160 desa mandiri energi berkembang, dan 26 desa mandiri mapan yang tersebar di 35 kabupaten dan kota se-Jateng.

Transisi energi ini memberikan beragam manfaat. Seperti biaya sistem kelistrikan yang lebih murah, diversifikasi ekonomi, pengembangan industri baru, munculnya lapangan kerja hijau, perbaikan kualitas udara, tanah, dan air, serta penurunan biaya kesehatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement