Kamis 03 Aug 2023 18:59 WIB

Berbeloknya Dukungan PSI ke Prabowo Dinilai Berkat Petunjuk Jokowi

Grace Natalie mengatakan, PSI siap bergerak sesuai dengan arahan Jokowi.

Rep: Wahyu Suryana, Febryan A/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan didampingi elite kedua partai sebelum melakukan pertemuan di Kantor DPP PSI, Jakarta, Rabu (2/8/2023).  Pertemuan silahturahmi tersebut membahas hal-hal isu politik diantaranya terkait Pemilu dan Pilpres 2024.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan didampingi elite kedua partai sebelum melakukan pertemuan di Kantor DPP PSI, Jakarta, Rabu (2/8/2023). Pertemuan silahturahmi tersebut membahas hal-hal isu politik diantaranya terkait Pemilu dan Pilpres 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSI sejak awal sudah menyatakan dukungan untuk Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024. Namun, belakangan PSI malah dekat ke capres lain, Prabowo Subianto, bahkan memuji capres Partai Gerindra itu.

Pengamat politik, Ahmad Khoirul Umam mengatakan, kedekatan PSI dan Joko Widodo (Jokowi) salah satunya bisa diindikasikan atas keberadaan Kaesang dalam mesin politik PSI. Oleh karena itu, perpindahan dukungan cukup mudah dipahami.

Baca Juga

Jadi, ia merasa, berbeloknya arah dukungan PSI tidak lepas dari petunjuk politik Jokowi. Petunjuk Jokowi bisa dilihat dari sikap dan keputusan politik PSI yang semula mendukung Ganjar dan kini cenderung ke Prabowo.

"Besar kemungkinan atas sepengetahuan dan restu politik Jokowi," kata Umam kepada Republika, Kamis (3/8/2023).

Apalagi, Umam melihat, setelah merapatnya jaringan-jaringan relawan Jokowi kepada Prabowo. Ia merasa, sikap PSI ini mempertegas sel-sel politik di lingkaran Jokowi semakin solid berkumpul ke kubu Prabowo.

"Konsolidasi sel-sel pendukung Jokowi di kubu Prabowo ini semakin menunjukkan perlawanan terbuka Jokowi pada mesin politik pencapresan Ganjar yang diusung PDIP," ujar Umam.

Direktur Eksekutif Indostrategic itu turut merasa, perubahan sikap PSI ini bisa jadi sebagai reaksi balik atas perlakuan PDIP ke PSI beberapa waktu terakhir. Bahkan, PSI sudah merasa tidak dianggap oleh PDIP.

"Nama PSI tidak pernah disebut sebagai bagian dari partai-partai pendukung Ganjar," kata Umam.

Di sisi lain, ia mengingatkan, PSI belakangan malah sering dinilai lancang oleh PDIP. Salah satunya karena manuver politiknya yang dianggap mendikte keputusan politik PDIP dalam pencapresan Ganjar Pranowo.

Selain itu, dalam konteks pemilih sendiri memang ada ketumpang tindihan antara segmen pemilih PDIP dengan PSI. Sehingga, jika mereka berada di gerbong koalisi yang sama, praktik kanibalisme elektoral bisa terjadi.

"Sejumlah politisi PDIP mengeluhkan keberadaan PSI menggerus basis pemilih PDIP," ujar Umam. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement