Selasa 01 Aug 2023 23:08 WIB

Gempa Guguran Gunung Karangetang Terjadi 1.189 Kali

Gempa guguran Gunung Karangetang terjadi pada 24 hingga 31 Juli 2023.

Gempa guguran gunung (ilustrasi). Gempa guguran Gunung Karangetang terjadi hingga 1.189 kali.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Gempa guguran gunung (ilustrasi). Gempa guguran Gunung Karangetang terjadi hingga 1.189 kali.

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sebanyak 1.189 kali gempa guguran Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara. Guguran tersebut terjadi pada periode 24-31 Juli 2023.

"Erupsi Gunung Karangetang secara visual, instrumental, dan potensi ancaman bahaya masih tinggi sehingga aktivitas masih pada Level III Siaga," kata Pelaksana Harian Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam evaluasi sepekan Gunung Karangetang yang dibagikan Ketua Pos PGA Yudia P Tatipang dalam grup percakapan di Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Selasa (1/8/2023).

Selain gempa guguran, lanjutnya, juga terekam 493 kali gempa embusan, satu kali gempa hibrid/fase banyak, satu kali gempa vulkanik dangkal, dan lima kali gempa vulkanik dalam. Kemudian juga terjadi satu kali gempa tektonik lokal dan 12 kali gempa tektonik jauh, serta tremor menerus dengan amplitudo antara 0,5 milimeter hingga lima milimeter, dominan tiga milimeter.

Hendra mengatakan erupsi efusif pada kawah utama (selatan) masih terjadi berupa leleran/luncuran lava pijar ke arah barat daya dan selatan. Guguran lava ke selatan menuju Kali Batuawang sejauh 1.500 meter, Kali Kahetang sejauh 1.750 meter, Kali Keting sejauh 2.000 meter, dan kadang-kadang guguran lava diikuti gumpalan asap kelabu.

Sementara guguran lava mengarah ke barat daya masuk ke lembah Kali Batang, Kali Timbelang, dan Kali Beha Barat, sejauh sekitar 800-1.500 meter dari kawah utama. "Kondisi kawah utara teramati asap kawah putih tebal tinggi maksimum sekitar 100 meter. Pada malam hari masih tampak adanya api diam di tubuh kubah lava kawah utara," ujarnya.

Masyarakat diharapkan mematuhi radius bahaya yang telah direkomendasikan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement