REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) memfasilitasi sekitar 100 perajin dari berbagai kabupaten dan kota di wilayah setempat, untuk mengoptimalkan pemasaran produk yang dimiliki.
Wakil Ketua Harian I Dekranasda Kalteng Nunu Andriani Edy Pratowo di Palangka Raya, Senin mengatakan, fasilitasi ini di antaranya dilakukan melalui Central Borneo Souvenir yang berada di Jalan Imam Bonjol. "Ada 100 perajin yang menjadi mitra Central Borneo Souvenir. Central Borneo Souvenir menjadi wadah strategis penunjang pariwisata, di mana para wisatawan datang berkunjung dan berbelanja produk khas Kalteng," ujarnya.
Berbagai produk dari para perajin Kalteng di Central Borneo Souvenir, mulai dari aneka kriya atau kerajinan tangan seperti tas, souvenir dan lainnya, hingga wastra atau kain tradisional seperti benang bintik. Selain pemasaran secara langsung, melalui penjualan di Central Borneo Souvenir, Dekranasda juga membantu menjual dan mempromosikan produk dari para perajin melalui pemanfaatan digitalisasi hingga mengikuti berbagai agenda pameran.
Dekranasda Kalimantan Tengah konsisten menjalankan perannya sebagai mitra pemerintah dalam pembinaan dan pengembangan tradisi dan warisan budaya, termasuk di antaranya membuat kerajinan semakin bermutu dan berdaya saing. Nunu Andriani mengatakan, Dekranasda merupakan lembaga mitra pemerintah yang membina para perajin untuk mendukung kemandirian ekonomi para perajin sehingga dapat berkonstribusi dalam meningkatkan perekonomian daerah.
Lebih lanjut, dia menyampaikan, Dekranasda Kalteng juga mengambil peran sebagai tempat menyiapkan regenerasi sumber daya manusia perajin yang unggul, agar bisa menguasai pasar dan menghadapi tantangan ke depan. “Tantangan yang dihadapi beragam dan kompleks, diperlukan kreativitas, inovasi, maupun adaptasi dalam memenuhi pasar yang selalu berubah seiring dengan kemajuan zaman," ujarnya.
Selama ini, Dekranasda Kalteng juga rutin melaksanakan berbagai kegiatan pelatihan guna meningkatkan kapasitas dari para perajin maupun pelaku industri kecil dan menengah yang ada di wilayah setempat, sehingga semakin berdaya saing, baik berkaitan tentang bimbingan teknis, pemasaran, maupun promosi dan desain produk.