REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Anggota DPRD Provinsi Sumatra Barat, Hidayat, tidak menerima alasan Dinas Kesehatan Sumbar terkait penumpukan makanan tambahan untuk menekan angka stunting di gudang.
Menurut Hidayat, harusnya makanan tersebut sudah didistribusikan ke masyarakat, terutama ibu hamil dan balita yang berpotensi stunting. "Itu kan makanan yang dianggarkan tahun 2022. Ini sudah Juli 2023 masih menumpuk ribuan paket makanan di gudang," kata Hidayat, Jumat (28/7/2023).
Hidayat mengatakan pada tahun 2022 DPRD bersama Pemprov Sumbar menganggarkan Rp 6 miliar - Rp 7 miliar rupiah untuk pengadaan makanan tambahan menekan angka stunting. Kini Dinkes Sumbar beralasan paket makanan tersebut belum didistribusikan karena kabupaten kota tidak punya gudang yang cukup untuk penyimpanan.
"Persiapan Dinkes dari awal bagaimana? Masa anggaran Rp 6 miliar dasarnya apa? siapa yang meminta?" ucap Hidayat.
Hidayat menyebut pada tahun 2022 angka stunting di Sumbar di angka 25 persen. Naik dari angka stunting Sumbar 2021. Menurut Hidayat, angka ini mengkhawatirkan di mana pemerintah pusat menargetkan tahun 2024 stunting di angka 14 persen.
"Kalau alasan gudang, pengangkutan, itu bukan alasan logis. Kami tahu Pemprov Sumbar punya sarana yang mampu untuk itu," kata Hidayat menambahkan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat Lila Yanwar mengakui keberadaan bantuan makanan tambahan untuk menekan angka stunting di sebuah gudang di Kawasan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.
Tapi, Lila menampik puluhan ribu paket makanan tersebut menumpuk. Lila menyebut makanan di disimpan di gudang itu adalah pengadaan tahun 2022.
“Itu bukan penumpukan. Pengadaan akhir 2022, kemudian berarti Januari sudah langsung kami drop 50 persen ke kabupaten dan kota. Sudah mendapatkan setengahnya dari total kebutuhan masing-masing,” kata Lila, Jumat (28/7/2023).
Lila mengatakan, pendistribusian makanan tambahan untuk menekan angka stunting di tahun 2022 lalu sudah sesuai tahapan. Bila makanan di gudang tersebut didistribusikan semuanya, menurut Lila justru pemerintah kabupaten/kota tidak memiliki gudang penyimpanan.
Lila membeberkan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) tersebut dilakukan dengan anggaran senilai Rp 7 miliar. Total ada 67.252 dus makanan yang diadakan. Masing-masing 30.090 dus untuk balita dan 37.162 dus lainnya untuk ibu hamil.
Merujuk pada data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), stunting Sumatera Barat tahun 2022 berada pada angka 25,2 persen atau di atas rata-rata nasional yang tercatat 21,6 persen. Angka ini naik dibanding 1,9 persen dibanding tahun 2021, yang tercatat 23,3 persen.