Sabtu 29 Jul 2023 04:22 WIB

Al Chaidar: Bagi Darul Islam, Republik Indonesia Musuh yang Harus Dilawan

Kalangan Darul Islam yakin perjuangan mereka tak sia-sia.

Pasukan DI TII bersama isteri dan senjata-senjatanya
Foto:

Di berbagai kalangan Darul Islam di Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Aceh, Labuhan Batu, Lubuk Pakam, Bukit Tinggi, Malang, Madura, Sumbawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Ambon, Tual memperlihatkan masih adanya gerakan Darul Islam yang asli.

Darul Islam atau NII adalah gerakan Islam organik yang asli Indonesia yang bukan berasal dari gerakan-gerakan transnasional lainnya dari luar Indonesia. Kalangan Darul Islam melakukan agensi kekuasaan atau agensi resistensi (agency of power) untuk merebut klaim historiografis bahwa NII bukanlah negara baru; merupakan kelanjutan dari Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan tahun 1945.

Darul Islam berusaha memberi bentuk baru bagi historiografi Indonesia dengan keyakinan bahwa Negara Islam Indonesia adalah kelanjutan (continuation) dari Republik Indonesia 1945 dan sejarah tentang negara ini adalah bagian integral dari sejarah Indonesia. Pencarian (quest) mereka terhadap arsip NII di berbagai museum dan lembaga arsip demikian bergairah dan mereka menolak setiap klaim ahistoris bahwa mereka memberontak.

Dalam konteks Darul Islam atau NII, agency of power dapat dilihat dari cara mereka membaca sejarah RI pada masa lalu, yang dicoba pertahankan oleh orang-orang Darul Islam di Jawa Barat dan melaporkannya secara berkali-kali ke Yogyakarta sebagai pusat Republik. Namun, kemudian mereka tidak sudi menerima tuduhan sebagai pemberontak yang merupakan bentuk dominasi negara terhadap mereka.

Mereka melawan dominasi ini dengan mengklaim bahwa mereka adalah pejuang Islam yang berjuang untuk mewujudkan negara Islam di Indonesia. Mereka juga melakukan berbagai aksi, seperti pembentukan jaringan rahasia, dan propaganda ideologis untuk menantang otoritas negara dan menyebarkan visi mereka tentang Islam.

Dengan demikian, agency of power Darul Islam atau NII menunjukkan bahwa mereka bukanlah korban pasif dari dominasi negara, melainkan subjek aktif yang berusaha mengubah kondisi sosial sesuai dengan kepentingan dan niat mereka.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement