Jumat 17 May 2024 23:34 WIB

Kemenkominfo Ajak Guru Melek Digital

Kemenkominfo mengajak para guru melek digital melalui acara Adopsi Teknologi Digital.

Guru sedang belajar teknologi informasi di laptop (ilustrasi)
Foto: Istimewa
Guru sedang belajar teknologi informasi di laptop (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MOROWALI — Demi menghadapi perkembangan teknologi digital yang semakin cepat dalam dunia pendidikan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Direktorat Ekonomi Digital mengadakan acara dengan tema “Adopsi Teknologi Digital Sektor Pendidikan di Kabupaten Morowali” pada hari Selasa (14/05/2024). 

Acara yang diadakan di Desa Bahomohoni, Bungku Tengah, Morowali tersebut berlangsung selama tiga hari yakni dari tanggal 14 sampai dengan tanggal 16 Mei 2024 serta dihadiri oleh para guru dan tenaga kependidikan di Kabupaten Morowali. Ada dua Startup Digital Bidang Pendidikan (Edutech) yang menjadi pemateri dalam kegiatan ini yaitu Paideia Educational Solutions yang diwakili oleh Yoshua Sirait, Hizkia Sasangka Jati, dan Sasmita Wulandari serta Kios Pintar (KIPIN) yang diwakili oleh Roni Sutrisno dan Jeky Lidianto. 

Ir. Wijayanto, MM selaku Ketua Tim Pengelolaan Program Kerja dan Keuangan Direktorat Ekonomi Digital, yang berkesempatan memberikan kata sambutannya dalam acara tersebut mengatakan bahwa Kominfo mendapatkan amanat untuk mempercepat proses transformasi digital di sektor-sektor strategis, salah satunya adalah di sektor pendidikan.

“Hal ini merupakan salah satu dari pilar transformasi digital yang memang menjadi tugas kami di Kementerian Kominfo. Selain itu kami juga membangun berbagai infrastruktur digital sehingga bapak/ibu sekalian dapat terhubung dengan telepon genggam, smartphone dan lain sebagainya,” jelas Wijayanto.

Menurut Wijayanto, saat ini ada beberapa sektor yang sudah maju dalam penerapan teknologi digital dan ada beberapa sektor lainnya yang belum. Menurut pandangannya, sektor pendidikan saat ini tergolong sebagai salah satu sektor yang cenderung maju dalam hal tersebut.

“Ada tiga hal yang kami lihat mengapa sektor pendidikan cenderung lebih maju, yang pertama adalah banyaknya dorongan atau inisiatif dari pemerintah terkait teknologi digital di sektor pendidikan dibandingkan sektor lain. Kedua, tingkat literasi digital di sektor pendidikan cenderung lebih tinggi. Kemudian yang ketiga adalah banyaknya dorongan dan tahap-tahap digital di sektor pendidikan,” ungkapnya.

Sementara itu Pembina Yayasan Satriabudi Dharma Setia, Erlina VF Ratu yang juga berkesempatan memberikan kata sambutan menyatakan bahwa pihaknya sangat konsen dalam bidang pendidikan  mulai dari tingkatan paling dasar hingga menengah yakni mulai dari PAUD hingga SMA. 

“Kami berupaya memikirkan bagaimana caranya meningkatkan kualitas guru. Ketika mendapatkan kesempatan sebagai organisasi penggerak, kami mulai dari guru PAUD untuk pelatihan metode Montessori yang selevel dengan ajaran Ki Hajar Dewantoro yang juga kompatibel dengan Kurikulum Merdeka. Sehingga apa yang kita harapkan untuk meningkatkan pendidikan bisa benar-benar tercapai,” urainya.

Erlina juga menyatakan jika pihaknya lebih memprioritaskan tempat-tempat terpencil, dimana sangat sedikit intervensi pelatihan guru dilaksanakan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing masyarakat Indonesia di kancah internasional dengan meningkatnya kualitas guru dalam melayani peserta didiknya.

Dalam kata sambutan terakhir sekaligus membuka acara yang dibawakan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Kabupaten Morowali, Amir Aminudin, menyatakan bahwa pihaknya sudah melaksanakan proses digitalisasi sektor pendidikan sejak lama bahkan jauh sebelum Covid 19 merajalela yang membuat segala hal harus dilakukan lewat media digital.

“Sebelum Covid pada sekitar tahun 2017 kami sudah membuat kerjasama dengan PT. Ruangguru Indonesia untuk digitalisasi pendidikan di Morowali. Sehingga saat Covid kami tidak kesulitan menghadapinya,” ungkapnya.

Menurut Amir, Covid-19 tidak selalu memberikan dampak buruk sebab dengan adanya Covid-19 transformasi digital di sektor pendidikan menjadi jauh lebih cepat. “Sebelum Covid, tema-tema sentral kita selalu menuju pembelajaran 4.0. Tapi dalam implementasi di lapangan kita jarang menemukan pembelajaran 4.0 tersebut. Mungkin Tuhan sudah jengkel melihat kita sehingga dia mendatangkan Covid agar pembelajaran 4.0 tersebut pada akhirnya diterapkan” pungkasnya.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement