Oleh: DR Al Chaidar, pakar antropologi dan pengamat intelijen.
Desepsi yang sering dilakukan oleh PKI pada tahun-tahun 1950-an dengan membakar rumah-rumah orang kampung di Jawa Barat dan Jawa Tengah, telah membuat pemerintahan polisionil Belanda salah dalam mengidentifikasi gerakan ini sebagai gerakan Tan Malaka.
NEFIS dan CMI (badan intelijen militer Belanda) bahkan kemudian merekayasa dengan membuat gerakan APRA dan Westerling yang bengis, yang hingga kini Pemerintah Belanda tak pernah mau mengakui cacat moral politik kekuasaan mereka pada masa lalu.
Gerakan Darul Islam ini kemudian dipakai secara curang untuk menunda Pemilu dari tahun 1951 hingga 1955, juga pada tahun 1970 oleh Orde Baru dipakai untuk memenangkan Golkar, menunda pemilu, dan menyukseskan Program Keluarga Berencana.
Namun, gerakan Darul Islam menolak untuk berpartisipasi dalam pembantaian terhadap PKI di tahun 1965-1966, bahkan sebaliknya mereka menyembunyikan beberapa ‘saudara komunis’ mereka ke hutan belantara, tempat Darul Islam pernah sangat mengenal setiap jengkal tapak jalannya.
Lanjutkan baca pada halaman berikutnya..