REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Sebagai negara yang menganut sistem politik demokrasi, Indonesia akan menyelenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) pada 2024. Tahapan Pemilu 2024 tersebut telah dimulai sejak 2022, dan semakin intens pada 2023 serta puncaknya pada 2024.
Menyikapi tahun politik tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Raihan Ariatama, menegaskan bahwa organisasi yang dipimpinnya tetap independen.
"Karena independensi organisasi itu perintah konstitusi. Anggaran Dasar HMI Pasal 5 menegaskan bahwa HMI bersifat independen," ujar Raihan Ariatama, Kamis, (27/7/2023) dalam keterangannya.
Raihan menambahkan bahwa sifat independensi HMI tersebut juga berlaku dalam konteks tahun politik.
"HMI tidak memihak kepada salah satu capres dan cawapres serta partai politik. Apalagi memberikan dukungan, memihak pun tidak," tegasnya.
Dalam Pemilu 2024, Raihan membeberkan peran HMI sebagai intermediary actor dari kalangan masyarakat madani yang akan turut serta menyukseskan pesta demokrasi.
"Kewajiban kita sebagai anak bangsa adalah menyukseskan Pemilu serentak ini, agar Pemilu dapat berjalan dengan lancar, aman, damai, jujur dan adil. Sehingga menghasilkan pemimpin yang amanah, yang sepenuhnya mengabdi untuk Indonesia maju," kata Raihan.
Lebih lanjut, Raihan mengajak kepada generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam menyukseskan Pemilu 2024.
"Secara kuantitas, jumlah generasi kita sangat besar. Data KPU mengungkap sekitar 52 persen dari total pemilih adalah pemilih muda yang berumur 17 sampai dengan 40 tahun. Kuantitas yang besar ini adalah kekuatan generasi kita untuk menagih gagasan para calon yang akan berkontestasi nantinya," tuturnya.
Menurut Raihan, Pemilu 2024 adalah pertarungan gagasan untuk mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
"Kita warnai tahun politik ini dengan politik gagasan, bukan gimmick politik. Karena itu, anak muda harus hadir sebagai subjek politik, bukan hanya objek politik," pungkas Raihan.