Jumat 07 Jul 2023 22:33 WIB

Pengamat Nilai PKB Kesulitan Dapatkan Posisi Cawapres

Baik koalisi dengan Gerindra dan PDIP, PKB dinilai sulit dapatkan posisi cawapres.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Keadilan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kanan) dan Ketua DPP PKB Yusuf Chudlori (kiri) berbincang disela Rapat Pleno Pemenangan Pilpres dan Pileg di Kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (19/6/2023). Rapat pleno tersebut memutuskan Muhaimin Iskandar tidak boleh memberikan keterangan apa pun atau berbicara terkait dengan Pilpres 2024 dan juga meminta Muhaimin Iskandar tetap menjadi calon presiden atau calon wakil presiden sebagaimana hasil Muktamar Bali.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum Partai Keadilan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kanan) dan Ketua DPP PKB Yusuf Chudlori (kiri) berbincang disela Rapat Pleno Pemenangan Pilpres dan Pileg di Kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (19/6/2023). Rapat pleno tersebut memutuskan Muhaimin Iskandar tidak boleh memberikan keterangan apa pun atau berbicara terkait dengan Pilpres 2024 dan juga meminta Muhaimin Iskandar tetap menjadi calon presiden atau calon wakil presiden sebagaimana hasil Muktamar Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) belakangan bermanuver dengan melakukan pertemuan dengan PDI Perjuangan terkait penjajakan koalisi menuju Pilpres 2024. Pengamat politik Dedi Kurnia Syah mengatakan, langkah PKB yang datang ke PDIP bisa dilihat dalam dua sisi.

Pertama, ia menuturkan, bisa saja telah terjadi diskusi dengan Presiden Joko Widodo membagi koalisi melawan Koalisi Perubahan untuk Persatuan. (KPP) Artinya, dibagi kepada dua poros yaitu poros Prabowo dan Ganjar.

Baca Juga

Oleh karena itu, terjadi skema untuk koalisi Prabowo yang akan diperkuat Golkar dengan asumsi mengusung Prabowo-Airlangga dan PKB perkuat Ganjar dengan tambahan PAN. Situasi ini memungkinkan Ganjar berpasangan Erick Thohir.

"PKB sendiri tidak banyak pilihan bersama Partai Gerindra atau PDIP tetap sama, yakni sulit dapatkan peluang cawapres," kata Dedi kepada Republika, Jumat (7/7/2023).

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) itu berpendapat, bagi Partai Gerindra kehadiran PKB ke PDIP bukanlah merupakan sebuah tekanan. Sebab, masih ada Partai Golkar dan PAN yang bisa bergaung. Bahkan, ia melihat peluang Partai Golkar merapat ke Partai Gerindra sebenarnya terbilang cukup kuat. Artinya, Dedi menekankan, PKB memang tidak cukup kuat untuk memberikan tekanan kepada Partai Gerindra.

 

"Terlebih, dua poros ini PDIP dan Gerindra sama-sama direstui Presiden," ujar Dedi.

 

Sebelumnya, PKB dan PDIP melakukan beberapa pertemuan untuk menjajaki kemungkinan kerja sama politik. Pertemuan banyak dilakukan kader-kader PKB dan PDIP di DPR RI yang turut diakui membicarakan Pilpres 2024.

 

Terbaru, rencananya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan melakukan pertemuan. Pertemuan itu direncanakan terjadi usai pertemuan Fraksi PKB-Fraksi PDIP DPR RI.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement