Jumat 07 Jul 2023 19:29 WIB

Warga Bukit Duri: Kita Enggak Berani Masuk SMAN 8, Kita Bukan Levelnya, Takut Anak Minder

Warga Bukit Duri mengaku tidak berani memasukkan anaknya sekolah ke SMAN 8 Jakarta.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
SMA Negeri 8 Jakarta
Foto:

A masih menganggap bahwa sekolah dengan embel-embel favorit masih ada, meski sistem zonasi yang mengutamakan kesetaraan sudah diberlakukan di jenjang SD hingga SMA.

"Kan baru-baru saja disetarakan. Iya disetarakan, tapi tetap saja mengandalkan nilai harus tinggi dan umur (harus sesuai aturan) juga," ujar dia.

Berdasarkan penuturannya, anak-anaknya juga mengaku tidak mampu untuk bisa bersekolah di sekolah sekaliber SMAN 8. Meski sebenarnya lokasi sekolah sangat dekat dengan rumahnya.

"Pas saya tanya 'mau masuk SMAN 8?' dijawab 'enggak ah di situ orang-orang kaya. Maksud kita kan SMAN 8, jalan kaki aja dekat. Tapi anak-anak enggak ada yang mau berani. Kalau kita kan 'wih keren' di sekolah favorit berarti anak-anak kita pintar," ujar dia.

Menurut penuturan A, sebagian besar warga di Bukit Duri merupakan kalangan menengah ke bawah. Mereka bertempat tinggal tak jauh dari kawasan rel KRL dan Kali Ciliwung. Anak-anak usia sekolah menengah atas di sekitarnya, lanjut A, jarang bersekolah di SMAN 8.

Mereka bersekolah di wilayah tetangga, seperti di kawasan Manggarai. Bahkan jika ada yang mampu bersekolah di sekolah tersebut, hal itu dinilai hal yang luar biasa.

 

"Di RW 11, kalau ada satu saja masuk SMA 8 heboh kita 'wih berani dia', 'tembus ya' jadi omongan dan jadi sesuatu yang luar biasa," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement