Senin 03 Jul 2023 11:18 WIB

Ekspor Menurun, Jokowi Minta Jajarannya Waspadai Tantangan 2023

Dapat laporan Menkeu, Jokowi sebut, penerimaan pajak 2023 tidak setinggi tahun lalu.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh jajarannya untuk mewaspadai berbagai tantangan pada paruh kedua tahun ini. Pasalnya, berbagai tantangan ke depannya tidak akan mudah.

"Situasi yang kita hadapi di paruh kedua 2023 ini tidak mudah dan kita harus mewaspadai beberapa hal," kata Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna terkait Laporan Semester I Pelaksanaan APBN Tahun 2023 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (3/7/2023).

Jokowi meminta agar jajarannya mewaspadai kondisi lingkungan global yang masih belum stabil. Kemudian, Jokowi juga mengingatkan bahwa ketegangan geopolitik saat ini masih berlangsung.

Kondisi tersebut, kata dia, akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi dan aktivitas perdagangan yang semakin melemah.

"Kelihatan ekspor kita menurun. Kemudian berbagai lembaga internasional memprediksi perlambatan ekonomi global. Ini juga harus betul-betul kita lihat IMF memberikan angka 2,8 persen, World Bank memberi angka 2,1 persen, dan OECD 2,6 persen," jelasnya.

Selain itu, Jokowi juga mewanti-wanti kenaikan tingkat suku bunga global. Sehingga akan berdampak pada inflasi global yang relatif tinggi. Dia mengatakan, adanya fragmentasi perdagangan global yang menghambat kerja sama multilateral dan juga berbagai indikator lainnya terkait konsumsi dan produksi harus dilihat secara hati-hati.

Karena itu, Jokowi menekankan terdapat beberapa hal yang harus menjadi perhatian pemerintah. Dia meminta agar jajarannya fokus dan mewaspadai potensi krisis yang akan terjadi.

Kepentingan masyarakat dan kepentingan nasional juga harus diutamakan. Ia juga tak ingin pelaksanaan program pemerintah menjadi terhambat karena persaingan politik.

"Yang pertama, fokus dan waspada akan potensi krisis. utamakan kepentingan masyarakat dan kepentingan nasional, jangan sampai karena ada persaingan politik program pemerintah jadi terhambat," kata Jokowi.

Kedua, Jokowi mengingatkan agar jajarannya mengantisipasi dan memproyeksi agar pendapatan negara tak terganggu. Dari laporan Menteri Keuangan Sri Mulyani, ia menyebut bahwa pendapatan negara di semester pertama saat ini masih baik.

"Kalau kita lihat penerimaan pajak tidak setinggi tahun lalu penerimaan kepabeanan dan PNBP juga terpengaruh karena harga komoditas yang tidak setinggi tahun lalu," kata Jokowi

Karena itu, Jokowi meminta agar seluruh jajarannya mampu mengelola dengan baik dan memahami risiko yang akan terjadi. Ketiga, Jokowi meminta agar jajarannya menstabilkan harga kebutuhan pokok dan juga pasokannya.

Selain itu, ia menekankan untuk menjaga angka inflasi di daerah serta memastikan capaian investasi sesuai target yang telah ditetapkan. Hal ini penting untuk menjaga ekonomi agar bisa tumbuh positif di semester kedua.

"Pertumbuhan ekonomi tumbuh positif di semester dua. Apa yang harus kita lakukan dongkrak konsumsi rumah tangga. Stabilkan harga kebutuhan pokok dan ketersediaan stok pangan, ini penting sekali," kata Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement