Selasa 06 Jun 2023 00:02 WIB

Pengakuan Mengejutkan Mahfud MD, Alasan PKS dan Pengumuman Cawapres Anies

Mahfud MD membuat pengakuan karena pernah diajak PKS untuk jadi cawapres Anies.

Rep: Dessy Suciati Saputri/Febryan A/ Red: Bilal Ramadhan
Mahfud MD dan Anies Baswedan. Mahfud MD membuat pengakuan karena pernah diajak PKS untuk jadi cawapres Anies.
Foto:

Alasan PKS

Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf mengakui partainya pernah menawari Menko Polhukam Mahfud MD menjadi cawapres pendamping capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, sebagaimana diungkapkan Mahfud kepada media. 

Muzammil mengatakan, tawaran itu disampaikan ketika dirinya dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu bersilaturahmi ke kediaman Mahfud pada 15 April 2023 malam atau 25 Ramadhan 1444 Hijiriah. Dia enggan menjawab ketika ditanya alasan menawari Mahfud menjadi cawapres pasangan Anies. 

"Pertemuan tersebut lebih sebagai silaturahmi tokoh. Tidak spesifik bicara cawapres untuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan," kata Muzzammil ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (5/6/2023). 

Dia mengatakan, fokus bahasan dalam pertemuan itu adalah soal bagaimana Pemerintah bisa menciptakan suasana kondusif agar Pilpres dan Pemilu 2024 terselenggara sesuai asas Luber Jurdil. Jangan sampai ada intervensi terhadap partai politik dalam melaksanakan amanat konstitusi, yakni mencalonkan seseorang sebagai capres. 

"Tanpa ada intervensi pihak mana pun, termasuk (terhadap) capres Anies Baswedan. Dan Prof Mahfud memberi jaminan bahwa beliau akan bekerja sesuai amanat konstitusi dan undang-undang," ujar anggota Komisi I DPR RI itu.

Muzzammil mengakui, ketika itu Mahfud meminta PKS memastikan Anies Baswedan mendapatkan tiket untuk mendaftar sebagai capres. Selain soal cawapres dan pencalonan Anies, kata Muzzammil, dalam pertemuan itu turut dibahas ihwal sistem pemilu proporsional terbuka dan tertutup. Dibahas pula isu radikalisme yang cenderung bersifat Islamphobia.

"Pembicaraan (kami ketika itu) mengalir santai dan informal," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement