Rabu 31 May 2023 07:53 WIB

Dirjen Targetkan Semua SDM Kemenkes Memiliki Kemampuan Digital

Literasi digital merupakan hal baru yang dapat mendukung semua kegiatan kesehatan.

Kegiatan pelatiran literasi digital bagi tenaga kesehatan.
Foto: Dok Republika.co.id
Kegiatan pelatiran literasi digital bagi tenaga kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan dunia digital harusnya berdampak positif bagi masyarakat, khususnya tenaga kesehatan (nakes). Apabila ada yang tidak merasakan demikian, ada yang perlu dibenahi.

"Teknologi digital dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan publik terbaik bagi masyarakat. Namun, nakes harus memiliki literasi digital yang baik untuk menghadapi tantangan dan risiko yang muncul. Hal ini penting untuk mewujudkan stabilitas nasional," ujar Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pemerintahan, Niki Maradona dalam siaran di Jakarta, Rabu (31/5/2023).

Niki menyampaikan, literasi digital sektor pemerintahan sebagai sarana untuk meningkatkan kompetensi yang menunjang tugasnya di instansi masing-masing. "Melalui penyampaian materi literasi digital hari ini, diharapkan ASN dan SDM tenaga kesehatan organisasi profesi IPAI, PTGMI, dan Patelki Kemenkes RI dapat meningkatkan kompetensi untuk meningkatkan pelayanan publik," kata Niki.

Adapun kegiatan literasi digital yang diikuti sekitar 24 ribu aparatur sipil negara (ASN) dan sumber daya manusia (SDM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terbagi delapan batch. Adapun batch satu diikuti 2.086 peserta yang berasal dari Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI), Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia (PTGMI), dan Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (Patelki) Kemenkes.

Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes, Arianti Anaya menjelaskan, transformasi digital di bidang teknologi kesehatan saat ini sedang diterapkan dan diharapkan bisa dicapai pada 2024. Dia menargetkan, proses transformasi itu menghasilkan SDM yang memiliki kemampuan digital.

"Kita berharap literasi digital dapat mengakses, memahami, dan mengkomunikasikan berbagai informasi yang dibutuhkan masyarakat. Literasi digital merupakan hal baru yang perlu dipahami untuk mendukung semua kegiatan kesehatan," kata Arianti.

Staf Pengajar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Sofian Lusa menjelaskan, kecakapan digital adalah kemampuan individu untuk menyeleksi, memahami, menganalisis, dan memvalidasi mengenai informasi yang tersebar di dunia maya. "Dengan kecakapan digital kita juga dapat mengenali permasalahan yang terjadi di ruang digital," ujarnya.

Sofian menambahkan, nakes perlu mengetahui teknologi merupakan perubahan yang tidak bisa hindari. Kecakapan digital perlu dipraktekan agar semakin terbiasa untuk menggunakannya. Kecakapan digital bisa dilakukan ASN dengan cara melindungi diri sendiri dengan menjaga data pribadi dan rekam jejak di dunia digital.

"Kemudian kecakapan digital terhadap sesama nakes yakni dengan berkolaborasi melalui aplikasi tertentu dan memanfaatkan media sosial untuk menunjang komunikasi lingkup pekerjaan. Selanjutnya, adapun kecakapan digital kepada masyarakat, yakni dengan membuka akses-akses dua arah komunikasi untuk mengetahui feedback dari masyarakat," kata Sofian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement