REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) berkolaborasi dengan Pimpinan Pusat Aisyiyah mengadakan pembekalan untuk para Surveyor Penelitian Konsumsi Kental Manis Oleh Masyarakat yang diselenggarakan melalui Zoom. Kegiatan diikuti oleh 40 total surveyor yang juga sekaligus kader Aisyiyah di dua wilayah provinsi, Banten dan DKI Jakarta.
Kegiatan yang diselenggarakan secara virtual ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para surveyor sebelum turun ke lapangan untuk melakukan pendataan di masyarakat. Sebagaimana diketahui, YAICI bersama Aisyiyah telah berkomitmen untuk berkontribusi terhadap peningkatan status gizi masyarakat dengan melakukan berbagai program, salah satunya adalah melalui penelitian pola konsumsi dan gizi anak di sejumlah kota di Indonesia.
Ketua Harian YAICI, Arif Hidayat mengungkapkan betapa pentingnya peran surveyor dalam pengumpulan data di masyarakat. “Untuk mendapatkan data yang valid dan hasil penelitian tidak bias, para pelaksana teknis di lapangan harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang apa yang diteliti,” kata Arif, seperti dilansir pada Ahad (14/5/2023).
Lebih lanjut Arif mengharapkan nantinya, hasil penelitian yang telah dibuat menjadi rekomendasi dasar pengambilan kebijakan kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan preventif menurunkan prevalensi stunting dan mencegah gizi buruk.
Wakil Ketua I Penelitian, Dr. Tria Astika menjelaskan tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya stunting pada balita ditig provinsi (DKI Jakarta, Banten & D.I.Yogyakarta).
“Informasi yang diberikan dalam penelitian ini sangat bermanfaat sebagai dasar upaya pencegahan dan pengendalian terjadinya stunting pada balita sehingga dapat berkontribusi dalam menurunkan prevalensi stunting di Indonesia,” ujarnya.
Tria pun mengungkapkan terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan oleh para surveyor penelitian yang akan turun lapangan agar mendapatkan informasi yang sesuai.
“Agar para responden dapat terbuka kepada para surveyor, kita perlu rileks dan terbiasa untuk mengobrol dengan ibu-ibu yang menjadi target wawancaranya. Hal ini dillakukan agar surveyor mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya,” kata dia.
Dosen di Universitas Muhammadiyah Jakarta ini juga mengharapkan para kader PP Aisyiyah yang menjadi surveyor dapat membangun ‘ikatan’ dan komunikasi yang baik dengan para responden.
YAICI dan Aisyiyah tidak akan berhenti untuk melakukan penelitian di dua provinsi, Banten dan DKI Jakarta. Namun juga kegiatan penelitian ini masih akan terus berlanjut ke beberapa daerah lainnya.
Sebelumnya, YAICI bersama Aisyiyah juga telah merilis sejumlah penelitian diantaranya di tahun 2020, penelitian yang dilakukan yaitu mengenai persepsi masyarakat tentang kental manis dan kaitannya dengan gizi buruk. Tahun 2019, hasil penelitian yang didapat yaitu iklan produk pangan pada media massa, khususnya televisi sangat mempengaruhi keputusan orang tua terhadap pemberian asupan gizi untuk anak.
Selain sebagai referensi akademis, hasil penelitian juga dirangkum dalam format buku yang lebih populer dan mudah dipahami masyarakat umum.
Sebelumnya, YAICI menggandeng PW Aisyiyah dalam menyosialisasikan susu kental manis (SKM) bukan pengganti Air Susu Ibu (IBU) sehingga berbahaya jika diberikan kepada anak.
Arif Hidayat mengatakan, dalam pikiran masyarakat sudah tertanam persepsi bahwa SKM sebagai susu bernutrisi sehingga mereka memberikan kepada anak.
Menurut dia hal ini terjadi akibat iklan SKM sebagai susu sudah ada sejak hampir seabad silam dan tercipta pemahaman produk tersebut susu bernutrisi, demikian dilansir dari Antara.