REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat, mengaktifkan kembali zona 1 Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Sarimukti, di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. "Aktivasi Zona 1 itu dilakukan untuk menangani masalah penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang ada di wilayah Bandung Raya, khususnya Kota Bandung," kata Kepala DLH Jawa Barat Prima Mayaningtias, di Bandung, Selasa (9/5/2023).
Didampingi Koordinator Pengelola TPPAS Sarimukti Riswanto, Prima, hari ini mengunjungi TPPAS tersebut. Prima menjelaskan, penumpukan sampah di TPS terjadi karena jumlah tonase sampah yang dikirim ke Sarimukti dari Kota Bandung membeludak.
Tercatat, kiriman sampah pada Januari 2023 lalu sebanyak 33,955 ton. Februari 2023 sebanyak 36.726 ton, dan Maret 2023 sebanyak 38.742 ton.
"Ada tren kenaikan tonase rata-rata sebesar 8,1 persen. Dan pada saat Lebaran meningkat sampai dengan 12 persen," kata Prima.
Akibatnya, daya tampung TPPAS Sarimukti terjadi kelebihan kapasitas sebesar 786,44 persen. Untuk saat ini, areal Sarimukti seluas 43,6 hektare sudah terisi dengan total volume sampah 15.434.994 meter kubik. Padahal, menurut rancang bangun rinci atau Detail Engineering Design (DED), desain kapasitas awal hanya untuk 1.962.637 meter kubik.
Selain lahan yang sudah overload, TPPAS Sarimukti hanya beroperasi 2 zona saja, yakni zona 2 dan 3 dari 4 zona yang ada. Kondisi sampah di zona 2 saat ini pun sudah mencapai ketinggian hingga 50 meter, dan dinilai telah melebihi ambang batas ketinggian yang ditentukan.
"Kami membuka kembali zona 1 yang sebelumnya sudah penuh dengan sampah dan membuat manuver area, menambah gelaran batu pecah dan balok beton di jalan operasi dan manuver area untuk truk yang masuk. Sehingga bisa digunakan minggu ini juga," kata dia.
Prima memaparkan, faktor penyebab lainnya yang menyebabkan penumpukan sampah di TPS yakni kendala transportasi pengangkut sampah dari Kota Bandung yang tidak optimal, guyuran hujan, serta kemacetan arus mudik yang menyebabkan keterlambatan pengiriman sampah ke Sarimukti. Pihaknya telah melakukan koordinasi secara intensif dengan Pemerintah Kota Bandung untuk bantuan alat berat, reaktivasi pembuangan sampah ke TPS Cicabe, penambahan armada pengangkutan dan upaya-upaya pengurangan dari sumber.
"Kami pun akan menambah buldoser dan excavator untuk mempercepat kerja," katanya.
Di tempat yang sama, Iwan, salah satu sopir truk sampah dari UPT Kota Cimahi memprediksi dengan buka kembali zona 1 dapat mengurangi penumpukan sampah dan antrean panjang truk yang hendak masuk ke Sarimukti.
"Apalagi jika Pemprov Jabar berencana menambah alat berat. Pasti permasalahannya akan berkurang," kata Iwan.
Rohmat dan Tardi, sopir truk sampah lainnya yang sedang antre di lokasi berharap permasalahan sampah ini dapat segera terselesaikan. Mereka mengaku reaktivasi zona 1 ini dapat mengurangi jam antrean masuk kendaraan untuk loading sampah.
"Saya datang ke Sarimukti jam 1 malam. Sudah bisa masuk jam 10.00 WIB. Sehari hanya bisa 1 atau 2 rit," kata dia.