REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dalam Seminar Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 menyebut akan membantu Pulau Dewata dalam pembenahan pariwisata melalui Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).
Megawati yang sekaligus Ketua Dewan Pengarah BRIN itu mengatakan pembenahan pariwisata itu penting apalagi melihat ulah wisatawan asing yang berlaku seenaknya.
"Tidak bisa, Koster! Selagi jadi gubernur, kamu harus menjabarkan ide ini, 100 tahun ke depan Bali mau diapakan. Banyak orang pintar suruh ngomong, nanti saya bantu melalui BRIN apa yang dibutuhkan," kata Megawati di Kabupaten Badung, Jumat.
Ketua Umum PDIP itu mengaku geram tak terima dengan perlakuan wisatawan asing, salah satunya ketika terjadi keributan antara wisman dan pecalang karena mereka membangun tenda di tengah Hari Suci Nyepi.
"Saya lihat viral ketika Nyepi orang asing seenaknya, dipikir mereka siapa. Saya lihat pecalang dari bicara halus sampai ikut marah, kok sombong sekali orang asing ini walau bukan berarti saya anti asing. Sehingga saya tidak terima, kenapa orang Bali sepertinya terima perlakuan itu, tidak ada tata cara kehormatan," ujar Megawati.
Megawati kemudian membandingkan Bali dengan Singapura. Wisatawan yang datang ke Singapura umumnya mengikuti aturan seperti masyarakat lokal terkait sampah.
Yang menjadi ketakutannya, suatu saat Pulau Dewata kehilangan budaya dan kearifan lokaljika tidak segera diaturdan hal ini akan berdampak pada kesejahteraan warga asli.
"Masa kita gitu (membiarkan wisman nakal) hanya karena mau menjadikan Bali daerah pariwisata. Ketika mau dibuat bandara (di Buleleng) saya ngomong tidak, itu hanya untuk masyarakat menengah ke atas," tegasnya.
Selain itu Megawati juga menyinggung jumlah warga asli Bali yang memiliki hotel besar tak banyak.Padahal pulau yang mereka huni bak berlian kecil berkedip-kedip.
Maka dari itu, putri dari Presiden Soekarno tersebut meminta agar Gubernur Bali Wayan Koster merancang peta jalan 100 tahun Bali ke depan. BRIN siap mendukung.
"Kalau 100 tahun ya begini, orang asing turut aturan, buat yang tidak boleh dilakukan, seperti kalau Nyepi jangan mabuk-mabukan. Ya apa saja boleh, itu peraturan. Cepat lah dilakukan, juga peraturan daerahnya cepat dibuat," kata Megawati kepada Wayan Koster.