Jumat 05 May 2023 10:19 WIB

Empat Kejanggalan Penembakan Kantor MUI, dari Rekening Hingga Senjata

Pelaku penembakan di MUI disebut hanya sebagai aktor, bukan dalang.

Rep: Republika/Antara/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh menyerahkan insiden penembakan di Kantor MUI kepada kepolisian.
Foto: Republika
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh menyerahkan insiden penembakan di Kantor MUI kepada kepolisian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia, Jakarta, masih banyak menyimpan misteri. Meski pelaku disebut sebagai sosok yang mengaku wakil nabi, hal itu belum menjawab sejumlah kejanggalan yang ada. 

Berikut empat kejanggalan yang kini belum terjawab.

Baca Juga

1. Duit Rp 800 Juta 

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan mutasi rekening tersangka mencapai Rp 800 juta terhitung sejak 2021. Menurut Ketua Kelompok Humas PPATK M Natsir Kongah, jumlah mutasi tersebut tidak sesuai dengan profil tersangka yang berprofesi sebagai petani. "Dari transaksi itu, di luar profil aja. Kalau kita lihat bank menyampaikan laporan kepada PPATK di luar dari profil karakteristik nasabah, dari 2021, kita lihat mutasi di rekeningnya itu ada Rp 800 juta," katanya saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Namun, Natsir tidak menjelaskan lebih lanjut soal PPATK telah menemukan sumber mutasi uang Rp 800 juta, termasuk apakah bersumber dari transfer orang lain atau setor tunai sendiri. "Saat ini masih terus menyelidiki rekening tersebut. Hasilnya nanti disampaikan kepada penyidik," katanya. 

2. Penyebab Korban Meninggal

Pelaku penembakan di MUI, Mustopa (60 tahun), meninggal seusai kejadian tersebut. Namun, pihak MUI menurut keterangan saksi menyatakan bahwa Mustopa masih hidup ketika diserahkan ke kantor polisi. 

"Ini kami berharap kepada dokter yang melakukan visum bisa mengungkap kematian pelaku," kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) MUI Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Ikhsan Abdullah. 

Polisi menyebut pelaku penembakan di kantor MUI punya riwayat sakit jantung dan asma. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement