REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Meski terjadi kemacetan di beberapa titik, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tidak mengubah skema rekayasa lalu lintas, seiring dengan penutupan Jembatan Otista sejak Senin (1/5/2023) malam. Di samping itu, jalur sistem satu arah (SSA) juga tidak bisa dibatalkan atau dibuat dua arah.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menjelaskan hal itu tidak bisa dilakukan lantaran beban jalan sudah jauh lebih berat. Sehingga jalur SSA tidak mungkin dijadikan dua arah.
“Jalurnya seperti ini. Sejauh ini sudah on the track sebetulnya. Jadi tetap dengan skenario hari ini dengan perbaikan-perbaikan seperti tadi,” kata Bima Arya di Balai Kota Bogor, Rabu (3/5/2023).
Ketika ditanya perihal usulan ganjil-genap kendaraan bermotor, menurut dia, usulan tersebut belum akan diimplementasikan. Lantaran akan berdampak pada perekonomian warga sekitar seperti tempat wisata, restoran, dan hotel-hotel.
“Bogor mungkin lebih sepi, tapi nanti terpukul. Kasihan hotel-hotel di Kota Bogor terdampak. Jadi belum direncanakan akan mengimplementasikan ganjil-genap,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, Pemkot Bogor bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang lain sepakat untuk melakukan beberapa langkah antisipasi. Di antaranya, penyesuaian waktu lampu pengatur lalu lintas atau traffic light.
“Traffic light disesuaikan. Pagi ini (waktunya) ditambah, jadi lampu hijaunya ditambah (waktunya), disesuaikan,” sebutnya.
Tak hanya itu, Bima Arya menyebutkan, petugas di lapangan ditambah, pedagang kaki lima (PKL) ditertibkan, serta parkir liar juga ditertibkan. Sehingga menurutnya arus lalu lintas di Kota Bogor hari ini jauh lebih cair dibandingkan kemarin.
Pantauan Republika di sekitar jalan yang terdampak rekayasa lalu lintas, kepadatan terjadi di Jalan Jalak Harupat menuju Jalan Pajajaran. Namun, kemacetan yang terjadi di Jalan Pajajaran di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor menuju Jambu Dua tidak sepanjang kemarin. Dimana jalur tersebut yang sebelumnya hanya satu arah dijadikan dua arah.
Lebih lanjut, Bima Arya mengatakan, ada juga rencana pembongkaran pembatas jalan di daerah Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan agar arus lalu lintas lebih lancar. "Sore ini akan kita pelajari, akan treatment," tuturnya.
Dia menambahkan, arus lalu lintas di kawasan pecinan Suryakencana yang berbalik arah sejauh ini masih sepi. Menurutnya hal itu terjadi karena banyak yang belum tahu jika Suryakencana bisa dilalui sebagai jalur menuju pusat kota.
“Tapi saya kira memang tujuannya sebagian besar itu ke arah barat dan selatan. Ke pusat kota tidak banyak. Ini (pusat kota yang sepi) adalah gambaran, ketika mobilitas ke pusat kota ditekan,” kata Bima Arya.
Diketahui, seiring dengan pembongkaran dan pembangunan Jembatan Otista, akses Jalan Otista, Kota Bogor ditutup sehingga tidak bisa lagi dilintasi oleh semua jenis kendaraan maupun pejalan kaki hingga Desember 2023. Setelah akses jalan penghubung Tugu Kujang dan Suryakencana itu ditutup, selanjutnya pengguna jalan dialihkan dengan mengikuti rekayasa lalu lintas yang sudah diskenariokan dan disosialisasikan kepada masyarakat.
Penutupan Jalan Otista dilakukan dengan aktivasi traffic light atau lampu pengatur lalu lintas di simpang Tugu Kujang pada Senin (1/5/2023) malam. Sehingga kendaraan yang semula dari arah Terminal Baranangsiang masuk ke Jalan Otista, saat ini diluruskan menuju Jalan Pajajaran arah Jambu Dua menjadi dua arah.