REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud mengingatkan bahwa untuk mewujudkan pemilihan umum (pemilu) yang sehat, maka Indonesia membutuhkan aturan jelas dan wasit yang adil.
"Ketika persaingan dibingkai dengan aturan dan wasit yang adil, maka kontestasi sehat dipastikan terwujud. Alquran sendiri mengajarkan untuk bersaing dengan sehat. Yang tidak boleh adalah persaingan tidak sehat," ujar Marsudi dalam webinar Moya Institute bertema 'Ukhuwah Islamiyah Vis a Vis Krisis Global dan Kontestasi Politik 2024;, dipantau dari kanal YouTube Moya Institute, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dalam setiap persaingan, tutur Marsudi, selalu ada ancaman perpecahan. Terlebih bangsa Indonesia terdiri atas bermacam suku, bahasa, agama, dan kelompok lainnya.
Akan tetapi, ia meyakini dengan adanya semangat persaudaraan kebangsaan, maka akan tumbuh solidaritas di antara sesama anak bangsa. "Bangsa Indonesia yang terdiri atas beragam suku, bahasa, dan agama telah bertekad untuk bersatu menjadi 'ummatan wahidah', bangsa yang satu," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan untuk mewujudkan kontestasi politik pemilihan umum yang aman dan damai, maka penyelenggaraannya harus dilaksanakan secara baik.
Dengan demikian, katanya, tidak akan memunculkan masalah. Mu'ti mengatakan bahwa bila ternyata dalam penyelenggaraan pemilu masih timbul masalah, maka penyelesaiannya harus dituntaskan tanpa memecah persatuan bangsa Indonesia.
"Situasi penyelenggaraan pemilu yang kondusif serta berkualitas harus terpenuhi agar tercipta kontestasi politik yang sehat. Untuk mencapai kontestasi politik yang sehat, maka semua komponen bangsa tidak boleh pasif," ucap Mu'ti.