Jumat 14 Apr 2023 14:19 WIB

Tausiah di Majelis Taklim An Najah Mojokerto, GGN Ingatkan Berharganya Lailatul Qadar

10 hari terakhir ramadhan sangatlah berharga.

Ilustrasi Malam Lailatul Qadar
Foto: Republika/mgrol101
Ilustrasi Malam Lailatul Qadar

REPUBLIKA.CO.ID, MOJOKERTO -- Kelompok sukarelawan Gus-Gus Nusantara (GGN) memberikan kajian sekaligus tausiah kepada Majelis Taklim An Najah dalam agenda doa bersama di Desa Jati Langkung, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. 

Muhammad Alwi Hasan selaku koordinator Gus-Gus Nusantara mengatakan, pihaknya memberikan kajian tentang cara meraih malam lailatulqadar dan seluruh amal ibadah di bulan suci Ramadhan bisa diterima oleh Allah.

Baca Juga

"Kami menggelar istighasah. Kami juga memberikan kajian bagaimana cara supaya ibadah kita di bulan Ramadhan ini bisa diterima oleh Allah. Tentunya di akhir-akhir bulan suci Ramadhan, kami juga memprediksi malam lailatuqadar jatuh pada hari apa. Itulah yang diajarkan oleh para kiai dan leluhur kami," ujar Gus Alwi seperti dilansir pada Jumat (14/4/2023). 

Ia mengatakan, lailatul qadar sangat dinantikan seluruh umat Islam di dunia, terutama di 10 malam terakhir bulan suci Ramadan.

"Malam lailatul qadar sangat diharapkan seluruh umat Islam. Karena barang siapa yang menemui malam lailatuqadar dia seolah-olah beribadah sunnah selama lebih dari seribu bulan," ujarnya.

Gus Alwi menambahkan orang yang berzikir saat malam lailatul qadar akan mendapatkan pahala yang sangat berlimpah. "Barang siapa yang bisa berzikir di saat malam lailatul qadar dia mendapatkan pahala seperti menjalankan ibadah sunah selama lebih dari seribu bulan," ujarnya.

Gus Alwi mengatakan, jemaah majelis taklim tersebut sangat antusias mengikuti jalannya kajian dan doa bersama ini.

"Alhamdulillah masyarakat Jati Langkung, Pungging, sangat antusias dan senang atas kehadiran Gus-Gus Nusantara," ujarnya.

Sementara itu, Asrukin, salah seorang jemaah Majelis Taklim An Najah, menyambut positif kajian dan doa bersama GGN yang merupakan pendukung Ganjar ini. 

Setelah mengikuti kajian yang digelar GGN tersebut, dia semakin bersemangat untuk meraih malam lailatuqadar dengan memperbanyak ibadah, khususnya di 10 malam terakhir Ramadhan.

"Saya sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Saya pengin mendapatkan lailatulqadar. Mulai kemarin sampai nanti akhir Ramadan," ujarnya.

Adapun sehari sebelumnya, GGN jug menggelar pesantren kilat yang diisi dengan materi tentang tata cara belajar Nahwu Shorof.

"Ini sangat penting untuk diajarkan kepada anak-anak generasi muda, tujuannya untuk memahami Al-Quran dan hadis tidak salah," ujar Gus Alwi. 

Pihaknya berharap rumus yang ada di Nahwu Shorof tidak ditinggalkan, khususnya oleh anak-anak muda. "Supaya masyarakat Jawa Timur mulai sadar bahwa pondok pesantren adalah pendidikan solutif untuk menghambat pergaulan yang semakin bebas ini," kata dia.

Sementara itu, dalam pesantren kilat itu, tidak hanya gramatikal bahasa Arab yang diajarkan, tetapi juga istighasah serta doa bersama, demikian dilansir dari Antara

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement