REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU – Puluhan nasabah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Karya Remaja (KR) menggelar yasinan di Pendopo Indramayu, Kamis (13/4/2023) bada Magrib. Hal itu sebagai bentuk ikhtiar lain agar uang tabungan milik mereka yang tersimpan di bank milik pemerintah daerah Indramayu itu bisa segera dicairkan.
Puluhan nasabah itu mulai berdatangan ke Pendopo Indramayu sejak siang hari. Mereka menggelar sholat Dzuhur terlebih dahulu di Masjid Agung Indramayu, yang masih berada di lingkungan Pendopo Indramayu.
Setelah selesai sholat Dzuhur, mereka pun berkumpul di Pendopo Indramayu. Mereka datang ke pendopo karena sebelumnya mendapat informasi dari seorang fasilitator, bahwa Bupati Nina Agustina, selaku kuasa pemilik modal (KPM) BPR KR, akan menerima mereka di pendopo.
Ada sekitar 55 orang nasabah yang berhasil masuk ke pendopo. Mereka datang secara bergelombang.
Melihat banyaknya warga yang berkumpul di pendopo, petugas pengamanan akhirnya menutup pintu gerbang barat pendopo. Akibatnya, puluhan nasabah lainnya yang datang belakangan, tidak bisa masuk dan tertahan di luar pintu gerbang pendopo.
Para nasabah yang berhasil masuk pendopo pun memilih terus bertahan. Mereka berharap bisa bertemu dengan bupati dan mendapat kepastian pencairan uang tabungan milik mereka.
‘’(Datang ke pendopo) pengen ketemu sama Ibu Bupati agar uang kami bisa segera kembali,’’ kata seorang nasabah BPR KR asal Kecamatan Balongan, Hj Nuryati.
Namun, harapan para nasabah untuk bertemu dengan bupati, tidak bisa terwujud. Hingga membubarkan diri jelang Isya, mereka tidak bisa bertemu dengan bupati.
Para nasabah itu sebelumnya juga berbuka puasa di Pendopo Indramayu. Namun, makanan dan minuman yang mereka konsumsi untuk berbuka puasa di pendopo merupakan hasil patungan di antara mereka sendiri. Dengan lesehan di lantai pendopo, mereka pun berbuka puasa.
Salah seorang perwakilan nasabah, Uho Al Khudri, menyebutkan, para nasabah itu patungan dengan besaran yang berbeda-beda.
‘’Kita patungan ada yang Rp 10 ribu, Rp 15 ribu, Rp 50 ribu, Rp 100 ribu,’’ tutur Uho.
Setelah Sholat Magrib, mereka memutuskan untuk yasinan atau membaca surat Yasin bersama-sama di pendopo.
‘’Sebelum bubaran, ibu-ibu itu punya inisiatif untuk Yasinan karena Jumat Kliwon. Harapannya sih mudah-mudahan ibu (bupati) akhirnya tergugah dengan nasib ibu-ibu ini, para nasabah,’’ terang Uho.
Dengan duduk lesehan di pendopo membentuk dua barisan yang saling berhadapan, para nasabah pun membaca surat Yasin bersama-sama. Setelah selesai, mereka membubarkan diri.
Sebelumnya, saat sedang menunggu bupati, para nasabah sempat ditemui oleh perwakilan BPR KR. Di hadapan para nasabah, perwakilan BPR KR pun menjelaskan tentang langkah yang sedang ditempuh oleh Satgas Penanganan Permasalahan dan Penyelamatan Aset pada BPR KR, yang sebelumnya dibentuk oleh bupati Indramayu.
Adapun langkah satgas itu di antaranya adalah penagihan kepada para debitur nakal, yang menyebabkan kredit macet di BPR KR.
Namun, penjelasan dari perwakilan BPR KR itu tak membuat nasabah puas.
Uho menyatakan, para nasabah menilai langkah satgas itu bukan merupakan solusi cepat untuk mengembalikan uang mereka.
‘’Bagi kami, itu bukan solusi. Kita bicara soal waktu karena lebaran sebentar lagi. Nasabah membutuhkan uang mereka untuk keperluan lebaran. Sedangkan mereka menjawabnya dengan proses. Proses ini sampai kapan? Bagi nasabah, uang adalah kebutuhan yang urgent,'’ tukas Uho Al Khudri.
Uho menyatakan, solusi tercepat untuk mengembalikan dana nasabah adalah melalui pemberian dan talangan. Langkah itu juga sudah mendapat dukungan dari DPRD Indramayu.
‘’Dana talangan itu kan ada, BJB sudah siap dan gubernur sudah mengiyakan,. Tinggal bagaimana bupati dengan DPRD melakukan komunikasi,’’ cetus Uho.
Uho pun tidak mempermasalahkan langkah hukum yang kini sedang ditempuh dalam kasus BPR KR. Hanya saja dia meminta agar pencairan dana nasabah juga bisa segera dilakukan.