Jumat 04 Jul 2025 15:40 WIB

Susi Pudjiastuti Ungkap Sulitnya Jadi Operator Penerbangan Feeder di Indonesia

'Jangan sampai Susi Air terbang penumpangnya di bawah delapan, Pak.'

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Mas Alamil Huda
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti Aviation, Susi Pudjiastuti, menghadiri acara peresmian penerbangan perdana maskapai Susi Air dari Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang ke Bandara Dewadaru di Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jumat (4/7/2025).
Foto: Republika/Kamran Dikarma
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti Aviation, Susi Pudjiastuti, menghadiri acara peresmian penerbangan perdana maskapai Susi Air dari Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang ke Bandara Dewadaru di Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jumat (4/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemilik Susi Air, Susi Pudjiastuti mengatakan, tidak mudah menjadi operator penerbangan feeder di Indonesia. Padahal dia menilai, keberadaan penerbangan feeder dapat menghidupkan bandara-bandara besar.

Susi mengungkapkan, Susi Air telah beroperasi selama 20 tahun dan melayani penerbangan dari serta ke daerah-daerah terpencil. Menurutnya, Susi Air telah berperan menjaga konektivitas antarwilayah saat maskapai-maskapai besar tak membuka penerbangan ke daerah terpencil atau terluar.

Baca Juga

"Banyak bandara dibangun dan tentunya itu sangat membutuhkan feeder-feeder yang bisa menghidupkan bandara besar," kata Susi saat menghadiri penerbangan perdana Susi Air dari Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang ke Bandara Dewadaru Karimunjawa, Jumat (4/7/2025).

Menurut Susi, maskapai besar akan mau membuka penerbangan ke suatu wilayah jika terdapat penumpang yang cukup untuk dilayani perjalanannya ke bandara besar lainnya. Dalam konteks tersebut, penerbangan feeder dibutuhkan kehadirannya.

"Namun tidak mudah untuk melaksanakan penerbangan feeder di Indonesia. Karena biasanya pemainnya tidak banyak, kita sendirian. Kalau kita teriak minta support pun, ya cuma sendirian. Jadi selalu jauh dari respons atau perhatian regulator dan eksekutif," kata Susi.

Dia berpendapat, jika menginginkan penerbangan ke suatu wilayah bisa hidup, penerbangan feeder pun perlu diperhatikan dan didukung. "Sehingga airline besar juga bisa hadir," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement