REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Wali Kota Bandung Muhammad Farhan meminta para pedagang yang menolak rencana pembongkaran Teras Cihampelas untuk menanyakan hal tersebut kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Ia mengaku hanya diminta untuk melakukan kajian terkait rencana pembongkaran tersebut.
"Tanya ke pak gubernur, yang minta bongkar pak gubernur, kita mah tugasnya kajian. Kajian itu masih panjang, lama, itu butuh waktu paling kurang setahun," ucap Farhan sambil berkelakar kepada wartawan, Jumat (4/7/2025).
Di tengah menunggu kajian tersebut, ia menuturkan pihaknya sudah menjaga Teras Cihampelas selama 24 jam oleh petugas Satpol PP. Selanjutnya Dinas Bina Marga memperbaiki infrastruktur. Selanjutnya, Dinas Perhubungan Kota Bandung menyediakan lampu untuk penerangan jalan lingkungan termasuk untuk pedestrian.
Sebelumnya, sejumlah pedagang yang berjualan di Teras Cihampelas, Kota Bandung menolak usulan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk membongkar Teras Cihampelas yang disampaikan Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, Rabu (2/7/2025). Mereka meminta Teras Cihampelas ditata agar pengunjung berdatangan.
Pedagang nasi ayam penyet di teras 7 Aan Suherman (53 tahun) meminta agar pemerintah menata kembali Teras Cihampelas agar pengunjung yang datang semakin ramai. Ia merasa keberatan apabila Teras Cihampelas dibongkar sebab akan kesulitan untuk mencari tempat lain.
"Kalau dibongkar gimana, kan kalau souvenir mah ada tempat di bawah, kalau kita gimana. Mau ke mana, harus ada tempat. Ya keberatan, mending juga ditata kembali, diperbaiki lagi biar pengunjung pada datang," ucap dia ditemui di Teras Cihampelas, Kamis (3/7/2025).
Bapak yang sudah berjualan di Teras Cihampelas sejak tahun 2017 ini mengaku sudah memiliki pelanggan tetap yang hendak makan. Mereka berasal dari karyawan mal Ciwalk dan karyawan lainnya serta mereka yang membeli secara online. "Kalau saya mah lumayan banyak langganan. Jadi bisa bertahan," kata dia.
Saat ini, Aan mengaku dapat memperoleh omzet sebesar Rp 800 ribu. Angka tersebut masih tinggi dengan kondisi yang relatif sepi. Situasi tersebut berbeda dengan saat pembukaan tahun 2017 yaitu dimana dirinya bisa meraup untung hingga Rp 3 juta. "Sekarang paling habis 5 kilogram (ayam) situasi sepi kaya gini," kata dia.