Rabu 12 Apr 2023 17:42 WIB

Natalius Pigai Sebut Setara Institute Hoaks Soal Indeks Kota Toleran Depok

Pigai mengaku 23 tahun tinggal di Depok dijaga umat Islam saat beribadah.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Agus raharjo
Aktivis asal Papua, Natalius Pigai.
Foto: @NataliusPigai2
Aktivis asal Papua, Natalius Pigai.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK–-Mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai membantah predikat Depok sebagai kota intoleran yang merupakan hasil dari survei Indeks Kota Toleran (IKT) dari Setara Institute. Ia bahkan menyebut organisasi itu telah menyebarkan hoaks.

Aktivis HAM ini juga menjelaskan, selama ini belum ada masalah intoleransi yang dirasakannya selama puluhan tahun tinggal di Kota Depok. Masyarakat non-muslim disebutnya bisa bebas beribadah.

Baca Juga

"Setara Institute hoaks. Saya 23 tahun di Depok. Kami ibadah, orang Islam jualan dan jaga," tulis Natalius Pigai di akun Twitter pribadinya dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu (12/4/2023).

Dia juga menyebut, Depok merupakan daerah dengan gereja terbanyak di Indonesia. "Belum ada pembangunan gereja bermasalah walaupun Depok ini kota dengan jumlah gereja terbanyak di Indonesia, kira-kira 200 gereja dan 7 paroki besar. Satu kelurahan saja hampir 70 gereja,"katanya.

Setara Institute baru-baru ini mengeluarkan laporan Indeks Kota Toleran 2022 yang mengkaji praktik-praktik toleransi di 94 kota di Indonesia. Salah satu hasilnya menunjukkan, Kota Depok, Jawa Barat menjadi daerah dengan peringkat ke-93, atau dua terbawah, dengan Kota Cilegon di peringkat terbawah atau ke-94.

Hasil tersebut kemudian membuat Kota Depok secara konsisten masuk dalam peringkat bawah di IKT dalam beberapa tahun belakangan. Seperti pada IKT tahun 2021, Kota Depok menduduki peringkat ke-94 atau paling bawah, kemudian masuk dalam peringkat ke-86 pada IKT 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement