Jumat 07 Apr 2023 07:00 WIB

Warga Pendatang Usai Lebaran Diminta Punya Keahlian dan Keterampilan

Para pendatang baru ini sebenarnya belum siap, baik secara keahlian, maupun mental.

Sejumlah pemudik menunggu bus di terminal bayangan, Simpang Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (9/5/2022) (ilustrasi). Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengimbau para pendatang yang merantau ke kota besar usai Lebaran, hendaknya memiliki bekal keahlian dan keterampilan sehingga bisa mandiri dan meningkatkan kesejahteraan.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya/pras.
Sejumlah pemudik menunggu bus di terminal bayangan, Simpang Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (9/5/2022) (ilustrasi). Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengimbau para pendatang yang merantau ke kota besar usai Lebaran, hendaknya memiliki bekal keahlian dan keterampilan sehingga bisa mandiri dan meningkatkan kesejahteraan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengimbau para pendatang yang merantau ke kota besar usai Lebaran, hendaknya memiliki bekal keahlian dan keterampilan sehingga bisa mandiri dan meningkatkan kesejahteraan.

"Para pendatang baru ini sebenarnya belum siap, baik secara keahlian, maupun mental," kata Asisten Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Pekerja dan TPPO KemenPPPA Priyadi Santosa dalam webinar bertajuk "Petaka Perempuan Desa Terjebak Pesona Ibukota, Pasca Mudik Hari Raya", di Jakarta, Kamis (6/4/2023).

Baca Juga

Priyadi menilai para urban (pendatang) banyak yang tidak memiliki keahlian khusus sehingga kehidupan mereka di kota, tidak lebih baik daripada kehidupan saat di desa. Akibatnya, semakin bertambahnya masalah sosial seperti fenomena anak jalanan, gelandangan, pengemis, pekerja seks komersil, dan terciptanya 'kantong-kantong' kemiskinan sebagai dampak urbanisasi.

Kondisi seperti ini kemudian banyak dimanfaatkan oleh oknum yang menjebak para urban pada tindak pidana perdagangan orang (TPPO). "Situasi ini banyak dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggung jawab, oknum mengiming-iming gaji besar, kerja ringan. Sehingga pendatang yang umumnya perempuan-perempuan dengan minim pendidikan, tidak punya referensi, akhirnya sering terjebak, dipekerjakan di kafe remang-remang sampai dilacurkan," kata dia.

Priyadi menuturkan, arus urbanisasi seusai lebaran merupakan hal yang alami dan selalu terjadi. Tetapi pihaknya berharap pemda di daerah asal pendatang agar aktif memberikan pemahaman terhadap masyarakat desa yang ingin mengadu nasib di kota-kota besar.

Kemudian kepada para pendatang, dia berpesan, agar sebelum berangkat, mereka hendaknya memiliki kepastian akan pekerjaan dan tempat tinggal di kota. "Karena urbanisasi tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan kesusahan bagi pendatang dan masalah bagi kota tujuan," kata Priyadi.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement