Senin 03 Apr 2023 08:57 WIB

Pengamat Prediksi Bebasnya Anas Urbaningrum Gerus Suara Demokrat

Fokus Demokrat bakal terpecah untuk melawan manuver Anas Urbaningrum.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus raharjo
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menunggu menjalani sidang lanjutan Peninjau Kembali (PK)  dengan beragendakan membacakan kesimpulan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Kamis (12/7).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menunggu menjalani sidang lanjutan Peninjau Kembali (PK) dengan beragendakan membacakan kesimpulan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Kamis (12/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Citra Institute, Yusak Farchan memprediksi kebebasan mantan ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum bakal menggerus suara Demokrat. Anas Urbaningrum direncanakan bebas dari penjara pada 10 April 2023.

Yusak mengatakan, sebagai mantan ketua umum Anas memiliki banyak kartu truf. Ia menilai, sewaktu-waktu hal ini bisa digunakan untuk menyerang balik kelompok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Baca Juga

Selama ini, sosok Anas sendiri lebih banyak dipersepsikan publik sebagai korban politik dari SBY. Dengan kata lain, Anas menjadi semacam korban dari kriminalisasi politik kelompok yang saat itu berkuasa yaitu SBY.

"Manuver politik Anas usai ke luar dari penjara tentu ditunggu dan akan menjadi perhatian banyak pihak, bukan hanya oleh pendukungnya, tapi juga oleh lawan-lawan politiknya," kata Yusak kepada Republika.co.id, Senin (3/4/2023).

Dalam masa transisi politik ke depan, ia menilai, Anas tidak akan tinggal diam. Jika manuver Anas semakin kencang jelang 2024, maka kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap elektabilitas Partai Demokrat.

Setidaknya, konsentrasi Partai Demokrat dan kelompok SBY akan terpecah untuk selalu melakukan counter terhadap serangan-serangan politik Anas. Kondisi ini yang akan berpotensi merugikan Partai Demokrat.

Secara elektoral, misal, akan membuat mereka menjadi tidak fokus dalam pemenangan pileg dan pilpres. Kemudian, keluarnya Anas dari penjara akan membuat konsolidasi politik kelompoknya menjadi lebih terorganisir.

"Apalagi, para loyalisnya kan memang sudah menyiapkan perahu politik untuk Anas yakni PKN," ujar Yusak. Menurutnya, PKN bisa dikatakan sebagai sebuah kendaraan untuk merehabilitasi hak-hak politik sekaligus mengembalikan masa depan politik Anas. Sebab, masa depan politik Anas diperkirakan masih panjang.

Maka itu, rencana bergabungnya Anas ke PKN dinilai akan membuat partai tersebut bisa lebih terkonsolidasi dalam jangka panjang. Menurut Yusak, sulit bagi PKN  menjadi partai besar tanpa sentuhan politik Anas.

"Jadi, Anas memang dibutuhkan sebagai ikon politik PKN. Figur Anas sangat diperlukan PKN agar mampu bersaing dengan parpol lain di tengah persaingan parpol yang sangat kompetitif," kata Yusak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement