REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, mengungkapkan, saat ini Indonesia terus mengejar ketertinggalan di bidang pendidikan. Menurut dia, Presiden Joko Widodo selalu mengingatkan akan pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM) untuk masa depan Indonesia.
"Indonesia saat ini terus mengejar ketertinggalan di bidang pendidikan. Presiden selalu mengingatkan pentingnya pembangunan SDM untuk masa depan Indonesia," ujar Moeldoko dalam siaran pers, Kamis (30/3/2023).
Hal tersebut dia sampaikan ketika mendampingi delapan orang tamu dari Jepang datang ke SD Negeri Selaawi di Cianjur, Jawa Barat. Para tamu dari Jepang itu tergabung dalam yayasan Sakuranesia Society. Yayasan itu sebelumnya menghadap Moeldoko untuk menyampaikan keinginan berpartisipasi memberikan donasi bagi pendidikan Indonesia.
Moeldoko kemudian menggandeng Sakuranesia untuk bekerja bersama dengan Yayasan Koes Moeldoko. Yayasan Koes Moeldoko merupakan yayasan yang dibentuk untuk mengenang almarhum Koesni Moeldoko, istri Moeldoko yang baru wafat tiga pekan lalu. "Yayasan ini saya dedikasikan untuk almarhumah istri saya tercinta, yang kebetulan punya kepedulian yang sama dengan Sakuranesia," kata Moeldoko.
SD Negeri Salaawi dipilih karena menurut catatan, lulusan dari sekolah ini hanya 20 persen yang melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama (SMP). Sisanya memilih putus sekolah. Sekolah itu berada di kawasan Cipanas dan hanya berjarak 5 kilometer dari Istana Cipanas, atau sekitar 50 kilometer dari Ibu Kota Jakarta.
"Ini ironis. Sekolah yang cukup dekat dengan pusat pemerintahan, namun partisipasi pendidikannya sangat rendah,” kata pembina di Yayasan Sakuranesia Society Tofik Rustam.
Program di SDN Salaawi merupakan bagian dari program Maaaru bersama Nippon Donation Foundation, di mana pelaksananya di Indonesia ditangani Sakuranesia. Program kali ini mereka wujudkan dalam bentuk kerja sama dengan komite sekolah yang terdiri dari para orangtua siswa.
Dalam waktu dekat, mereka akan membentuk koperasi yang menjual bahan kebutuhan pokok dengan harga murah. Koperasi tersebut hanya akan melayani anggota yaitu para guru dan orang tua siswa yang anaknya tetap melanjutkan sekolah. Jika siswa tidak melanjutkan sekolah, maka mereka tidak bisa menjadi anggota koperasi.
“Ini bentuk upaya kami dengan memberdayakan orangtua agar mereka tetap menyekolahkan anak-anaknya,” kata Tofik. Untuk tahap pertama, Sakuranesia menyerahkan bantuan sebesar Rp 150 juta sebagai modal koperasi. Pada kesempatan yang sama, Moeldoko juga memberikan donasi secara pribadi sebesar Rp 50 juta.