REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin, menanggapi hasil survei Nusantara Strategic Network (NSN) yang menunjukkan elektabilitas Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono sebesar 22,5 persen apabila diusung sebagai calon gubernur (cagub) pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024.
Menurut dia, Pj Heru tidak akan maju dan menang. "Ya harus ada survei pembanding ya. Lembaga survei itu bisa juga endorse bisa juga untuk mengatur elektabilitas calon tertentu. Saya tidak menuduh apa pun. Kita objektif, harus ada survei pembanding," kata Ujang saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta pada Kamis (23/3/2023).
Ujang menyinggung, seandainya survei itu benar, ia pun tidak yakin kalau Pj Heru itu bisa maju. Pasalnya, untuk menjadi gubernur DKI Jakarta, harus bisa memenangkan pertarungan. Sebelum itu, tentu saja Pj Heru wajib mendapat dukungan parpol.
"Di DKI Jakarta ini orang-orangnya seperti gajah-gajah yang akan bertarung. Banyak orang-orang partai yang merebutkan agar bisa memimpin Jakarta," kata Ujang.
Dia menilai, Pj Heru bukanlah orang partai, dan berasal dari birokrat. Sehingga, ia tidak akan kuat maju dan bersaing dengan kandidat lain. "Walaupun sekarang posisinya kuat sebagai Pj Gubernur, tapi saya lihat Heru biasa-biasa saja," ucap Ujang.
Dia juga melihat, Pj Heru hanya menjalankan perintah dari Presiden Jokowi untuk menyingkirkan program era Anies Rasyid Baswedan di Pemprov DKI. Selain itu, Ujang menilai, Pj Heru hanya mengacak birokrasi yang sudah ditata pada era Anies.
"Saya tidak yakin Heru menang. Itu angka surveinya dari mana? Walaupun maju belum tentu partai akan mendukung," kata Ujang.